Komunitas Merah Putih Gelar Dialog Perbatasan Anambas

id Komunitas Merah Putih Gelar Dialog Perbatasan Anambas

Tanjungpinang (Antara Kepri) - Komunitas Merah Putih menggelar dialog kebangsaan di Kecamatan Jemaja,  Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau dengan tema "Strategi Bersama, Membangun Perbatasan Beranda Terdepan NKRI".
        
"Kabupaten Anambas memiliki lima pulau terdepan. Dialog ini untuk mendeteksi potensi dan pengelolaan pulau terdepan," kata ketua panitia dialog, Masirwan, yang dihubungi dari Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), Minggu.
       
Meskipun terkean lambat, kata dia,  pembangunan di kawasan perbatasan sebagai beranda NKRI perlu diprioritaskan dan ditingkatkan. Upaya ini dilakukan dalam upaya mengejar ketertinggalan pembagunan kawasan perbatasan yang merupakan beranda terdepan NKRI.   
  
Banyak yang harus dibenahi di kawasan perbatasan terkait pengadaan sarana dan infrastruktur yang sampai saat ini belum memadai seperti sarana pendidikan dan sarana transportasi baik itu transportasi darat maupun transportasi laut,¿ ujarnya, yang juga mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang.
       
Masirwan menambahkan, banyak yang harus dibenahi di kawasan perbatasan, terutama terkait pengadaan sarana dan infrastruktur yang sampai saat ini belum memadai. Salah satunya adalah sarana pendidikan, transportasi, dan peningkatan kualitas kesehatan.
       
Pembenahan sarana dan prasarana tersebut merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di perbatasan. Apalagi Kepri merupakan wilayah yang masing-masing pulaunya di pisahkan dengan lautan, tentunya sangat membutuhkan sebuah transportasi terutama transportasi laut yang memadai.
       
Selain itu, lanjutnya, dermaga juga harus dibangun agar akses keluar masuk kapal dan barang dapat berjalan lancar. 
  
"Akses transportasi laut harus mendapatkan prioritas, agar mempermudah dan memperlancar arus barang dana jasa menuju perbatasan. Barang-barang di perbatasan terbilang tinggi, karena memang biaya yang dibutuhkan cukup besar untuk transportasinya, " ungkapnya.
       
Kegiatan seminar sehari yang di sejalankan dengan buka puasa bersama dan pemberian santuan kepada anak yatim piatu itu dihadiri oleh sekitar 100 masyarajat Jemaja, yang terdiri dari tokoh masyarakat, pemuda dan perangkat kecamatan, desa dan kelurahan di Jemaja. Kegiatan tersebut digunakan untuk memotret kondisi perbatasan yang ada di Anambas dan sekitarnya.
       
Dalam kegiatan tersebut hadir beberapa narasumber seperti Robby Sanjaya, Camat Jemaja, Ridwan Nainggolan, Danramil Jemaja, Murwoto, Komandan POS Angkatan Laut Jemaja serta Ketua MUI Jemaja Abdul Kahar, Masirwan menambahkan, pembagunan kawasan perbatasan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelaksanaan pembagunan wilayah Provinsi Kepulauan Riau dan Pembagunan Nasional sehingga perlu adanya komitmen bersama dari berbagai pihak terkait.
       
"Kami punya tanggungjawab yang sama untuk menjaga, membangun dan mempertahankan kedaulatan NKRI di perbatasan. Namun mungkin porsinya sesuai dengan tupoksi masing-masing. Perbatasan adalah milik kita yang harus di jaga dan dirawat," ucapnya.
       
Camat Jemaja Robby Sanjaya memberikan apresiasi sebesar ¿ besarnya kepada Komunitas Merah Putih yang peduli kepada kondisi perbatasan saat ini. Kawasan perbatasan merupakan kawasan yang sangat sensitive dan perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
       
"Kesejahteraan masyarakat harus di tingkatkan, pendidikan di perbaiki, kesehatan juga menjadi prioritas, serta pemerintah harus membuka akses trasnportasi,¿ kata Robby saat membuka dialog tersebut.
       
Robby memaparkan mengenai kondisi sosial masyarakat Jemaja yang kian memprihatinkan. Sebagai daerah perbatasan ternyata saat ini Jemaja berubah menjadi kota kecil yang penuh dengan kompeksitas permasalahan.
       
"Penyakit masyarakat seperti narkoba dan prostitusi merupakan ciri-ciri kehidupan modern perkotaan, namun penyakit ini sudah merambah ke Jemaja. Bahkan sudah di temukan 4 orang penduduk Jemaja yang positif terindikasi HIV/AIDS. 1 orang pendatang dan 3 orang lainnya adalah warga asli Jemaja, " ujarnya.(Antara)

Editor: Dedi

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE