Gubernur Undang Uni Eropa Bangun Kepariwisataan NAL

id Gubernur,kepri,Undang,Uni,Eropa,apindo,Kepariwisataan,NAL,perikanan,natuna,anambas,lingga

Gubernur Undang Uni Eropa Bangun Kepariwisataan NAL

Gubernur Kepri Muhammad Sani (antarakepri.com)

Batam (Antara Kepri) - Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani mengundang pengusaha-pengusaha Uni Eropa membangun kepariwisataan dan perikanan Kabupaten Natuna, Anambas dan Lingga (NAL) yang belum tergarap dengan baik.

"NAL juga punya potensi yang patut dikembangkan, terutama perikanan dan kepariwisataan," kata Gubernur saat membuka Sosialisasi Comprehensive Economic Partnership Agreement Apindo dan Uni Eropa di Batam, Selasa.

Menurut Gubernur, potensi pariwisata di NAL tidak kalah dengan Bunaken. NAL memiliki pulau-pulau cantik dengan taman laut yang kaya akan terumbu karang dan ikan.

Selama ini, potensi pariwisata dan perikanan NAL belum tergarap baik karena terkendala masalah transportasi, mengingat Kabupaten Natuna dan Kabupaten Anambas berada jauh di utara, di Laut China Selatan. Makanya, pemerintah provinsi mengajak pengusaha Uni Eropa ikut terlibat dalam pengembangannya.

Dibanding daerah lain di Kepri yaitu Batam, Bintan, Tanjungpinang dan Karimun, pertumbuhan ekonomi NAL masih belum laju. Salah satu penyebabnya adalah NAL tidak dilengkapi perangkat fasilitas peraturan perdagangan bebas, seperti Batam, Bintan-Tanjungpinang dan Karimun yang merupakan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas.

"Kontribusi NAL masih kecil. Makanya harus didorong," kata dia.

Di tempat yang sama, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Brunei Darussalam dan ASEAN, Olof Skoog, mengatakan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Uni Eropa terus berkembang secara pesat sejak 2004.

Indonesia, menjadi penting bagi negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa terutama pada keuntungan kompetitif, komoditas dan konsumsi.

Uni Eropa juga menganggap pertumbuhan ekonomi Indonesia impresif yang mencapai 6,23 persen pada 2013.

Indonesia memiliki beberapa tantangan ke depan, antara lain pertumbuhan GDP, penurunan nilai rupiah dan harga komoditas. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE