Jatah Raskin Masyarakat Subi Terancam Tenggelam Dilaut

id Jatah, Raskin, Masyarakat, Subi, Natuna, Terancam, Tenggelam, Dilaut

Batam (Antara Kepri) - Sebanyak 30 ton jatah beras miskin untuk masyarakat yang bermukim di wilayah pulau terluar di Kecamatan Subi, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, tidak dapat diangkut ke tujuan dan terancam tenggelam dilaut karena cuaca buruk.

"Semua pelayaran tak diberi izin berlayar oleh syahbandar karena cuaca ekstrem termasuk pompong (kapal kayu-Red) yang membawa 30 ton jatah raskin untuk masyarakat Subi masih tertahan di Selat Lampa, Natuna," ujar Camat Subi Eliansyah saat dihubungi Antara di Ranai, Ahad.

Padahal, lanjut dia, puluhan ton jatah raskin untuk bulan Desember itu seharusnya berangkat ke Subi sejak Kamis (19/12) kemarin, namun karena buruknya cuaca menyebabkan tidak ada transportasi yang diizinkan berlayar melintasi Laut China Selatan.

Ia juga mengaku tidak dapat kembali ke pulau Subi, yang merupakan pulau perbatasan NKRI dengan Vietnam dan Malaysia, karena kapal penumpang seperti KM Sabuk Nusantara dan kapal perintis Trigas tidak berlayar.

Erliansyah menjelaskan ia bersama rombongan beberapa warga Subi sejak sepekan lalu melakukan kunjungan kerja berupa kegiatan pelatihan di Ranai, namun kini mereka terpaksa tertahan  di ibukota Kabupaten Natuna itu karen atidak ada kapal yang berlayar.

Menurut dia, KM Sabuk Nusantara saat ini tertahan di Pontianak sedangkan kapal perintis Trigas di pelabuhan Penagi, Ranai. Gelombang laut tingginya mencapai 6 meter belum lagi kencangnya angin dan hujan lebat yang turun menyebab cuaca sangat buruk dan otoritas pelayaran melarang semua kapal berlayar.

"Kami sebetulnya dah nak balek ke Subi sejak Kamis (19/12) kemarin bersama kapal pompon yang angkut raskin, tapi kami terpaksa tertahan di Ranai karena cuaca sangat buruk," katanya.

Perihal ketersediaan sembako didaerahnya. Erliansyah mengatakan, di Pulau Subi besar yang merupakan ibukota Kecamatan Subi terdapat tiga toko yang merupakan penyuplai sembako di kecamatan tersebut.

"Kami telah mewaspadai kondisi seperti ini sejak dua bulan lalu. Tiga toko yang ada merupakan pemasok sembako ke Subi mereka punya kapal barang. Tapi, setakat ini kebutuhan masyarakat dapat diantisipasi entahlah kalau cuaca buruk terus berlanjut," katanya.

Menurut dia, hingga akhir bulan ini kebutuhan masyarakat masih dapat dijaminnya namun jika dalam bulan depan cuaca terus memburuk dan tidak dapat diprediksi maka kebutuhan masyarakatnya terancam.

"Kami mengharapkan ada bantuan cepat dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mengantisipasi kekuarangan pangan didaerah kami akibat cuaca yang tak bersahabat," ujar Erliansyah.

Kecamatan Subi berpenduduk sekira 3.000 jiwa tersebar di empat pulau dari 23 pulau yang ada di kecamatan tersebut yakni pulau Subi Besar, pulau Subi Kecil, pulau Panjang dan pulau Kerdau. Di kecamatan tersebut terdapat 19 pulau tak berpenghuni.

Sementara itu anggota DPRD Kepulauan Riau daerah pemilihan Natuna, Sofian Syamsir prihatin dengan kondisi ekstrem cuaca yang terjadi di perairan utara Indonesia ini.
 
"Cuaca dalam tahun ini memang tidak dapat diprediksi. Jika hujan lebat tak masalah tetapi ini disertai angin kencang dan gelombang tinggi," katanya.

Menurut dia, tindakan cepat harus dilakukan mengingat masyarakat yang bermukim di pulau terdepan NKRI itu butuh pasokan sembako, walau pemda kecamatan telah mengantisipasinya sejak awal dalam menghadapi musim utara, tetapi kondisi cuaca dapat menyebabkan kebutuhan sembako didaerah itu menjadi darurat.

"Marilah bersama untuk segera memberikan bantuan ke pulau-pulau terdepan dan terpencil yang ada di Kabupaten Natuna dan Anambas, karena bukan tidak mungkin cuaca begini akan terus terjadi," ujar Sofian.

Ia mengungkapkan, penyaluran bantuan segera itu jika tidak dapat dilakukan dengan transportasi kapal laut dapat dilakuan dengan pesawat terbang.

"Jalur penerbanganlah satu-satunya transportasi yang dapat diandalkan untuk menyuplai sembako di daerah ini," katanya. (Antara)

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE