Ketika Teras Surau jadi Ruang Belajar Gratis

id masjid,Teras,Surau,Ruang,Belajar,Gratis,pendidikan,komunitas,bakti,bangsa,tanjungpinang,kepri

Ketika Teras Surau jadi Ruang Belajar Gratis

Anak-anak mengikuti program pendidikan gratis di Masjid Al Husein Tanjungpinang (antarakepri.com/Nikolas Panama)

PAGI itu langit cerah dengan debu beterbangan dibawa oleh angin. Sinar matahari yang menyengat kulit memantulkan bayang-bayang sekelompok mahasiswa mengendarai sepeda motor di jalan raya menuju sebuah perkampungan tua di Kelurahan Gunung Lengkuas, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.

Sekitar 15 menit menempuh perjalanan, mereka mematikan mesin kendaraannya. 

Suara kicauan burung jalak yang bertengger di atap sebuah surau seolah menyambut kedatangan mereka. Surau yang diberi nama Haja Fatimah itu tampak sepi, dan kurang terpelihara.

Beberapa mahasiswa membersihkan sampah di halaman masjid dan menyapu ruangan shalat hingga ke teras, sambil menunggu tamu-tamu istimewanya.

Waktu menunjukkan pukul 08.45 wib. Sekitar 30 orang anak-anak berduyun-duyun berjalan menuju surau. Mereka membawa tas yang berisi perlengkapan belajar.

Senyuman lembut menghiasi wajah mahasiswa menyambut kedatangan anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar tersebut. Mereka mengucapkan "assalamualaikum" dan saling bersalaman.

"Sebelum belajar belajar, kami bersama-sama mengerjakan shalat dhuha. Ini adalah tradisi yang kami tanamkan sebelum memasuki surau," kata Ika S Hanifa, mahasiswi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji (FKIP UMRAH).

Ketua Komunitas Bakti Bangsa Bintan itu bersama delapan anggotanya mengajari anak-anak yang mengikuti program pendidikan gratis tersebut mengambil air untuk berwudhu sebelum belajar.

Anak-anak itu juga diingatkan untuk melakukan hal-hal yang dapat membatalkan wudhu.

"Ada banyak hal yang positif didapatkan dengan berwudhu, salah satunya mereka dapat konsentrasi dalam belajar," ucap Ika.

Teras Surau Haja Fatimah mengukir sejarah baru di akhir tahun 2013 sampai sekarang. Di tempat itu, anak-anak yang rata-rata orang tuanya bekerja sebagai petani itu mengikuti program Gerakan Bintan Mengajar. Program itu berisi kegiatan sosial dengan memberikan pendidikan gratis.   

Anak-anak generasi penerus bangsa itu rela meninggalkan waktu bermain di hari Minggu, dan belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tambahan dari mahasiswi, yang memang memiliki pengalaman mengajar.

"Kami berupaya mendorong mereka menjadi anak-anak yang cerdas dan berahlak mulia," kata Muchlis, pengajar muda Komunitas Bakti Bangsa Bintan.

Proses belajar dilakukan secara berkelompok, disesuaikan dengan kelasnya. Masing-masing pengajar muda mengajar pada kelompok yang sudah ditetapkan.

Mereka diajarkan pendidikan agama, matematika, pendidikan kewarganegaraan dan bahasa Inggris. Aktivitas belajar gratis dilaksanakan selama sekitar tiga jam.

Setelah proses belajar, anak-anak beserta pengajar muda melaksanakan shalat Zuhur secara berjamaah. Kemudian anak-anak tersebut diberi minuman dan kue sebelum meninggalkan para pengajar muda. 

"Mereka merasa nyaman dan dekat dengan kami," ucap Muchlis.

Teras Masjid Al Husein

Tahun 2014, Komunitas Bakti Bangsa Kepulauan Riau (Kepri) yang dipimpin Eva Fransiska dan Wahyu Dwi Hidayat menambah basis Gerakan Kepri Mengajar. Pengajar muda Komunitas Bakti Bangsa Kepri mengajar belasan anak-anak pemulung di Batu 8 Tanjungpinang.

Di teras Masjid Al Husein pada setiap hari Minggu pagi hingga siang anak-anak tersebut menimbah ilmu pengetahuan.

"Kami mengajak anak-anak itu untuk mengisi hari libur dengan belajar. Para orang tua meresponsnya dengan baik, dan menyerahkan anak-anak untuk mengikuti program pendidikan gratis yang kami berikan," kata Raja Azwar, pengajar muda Komunitas Bakti Bangsa Kepri.

Sebelum belajar, anak-anak itu mengambil air untuk berwudhu. Mereka harus bersikap baik sehingga interaksi belajar dapat terbangun.

Anak-anak itu tidak hanya diajar pendidikan umum, melainkan juga pendidikan karakter. Mereka juga diberi pendidikan moral untuk menguatkan mental sekaligus mencegah pengaruh negatif di lingkungan.

"Program ini positif untuk kepentingan anak-anak. Kami sangat mendukungnya," kata Ketua Masjid Al Husein Tanjungpinang, Huda.

Selain memberikan pendidikan gratis di Surau Haja Fatimah Bintan dan Masjid Al Husein Tanjungpinang, pengajar muda juga lebih setahun mengajar anak-anak nelayan di Sei Nyiri, Tanjungpinang. Seorang warga Sei Nyiri mengizinkan rumahnya dijadikan sebagai tempat mengajar pada setiap hari Minggu.

Program Gerakan Tanjungpinang Mengajar di Sei Nyiri berjalan dengan baik. Nilai anak-anak yang diajar menunjukkan ada peningkatan pada setiap semester.

"Kami berharap ilmu yang diberikan bermanfaat untuk anak-anak tersebut, orang tuanya dan masyarakat. Mereka didorong untuk menjadi cerdas dan berahlak baik," kata Ketua Komunitas Bakti Bangsa Tanjungpinang Dodi Riyanto, yang didampingi Mahdalisa, sekretarisnya.

Mahdalisa yang juga mahasiswi semester 6 jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UMRAH mengemukakan jejak pengajar muda juga terdapat di Kampung Kelam Pagi Tanjungpinang dan Tanjung Kapur Bintan. Sekitar 60 orang anak-anak yang tinggal di kampung itu mengikuti program pendidikan gratis selama hampir setahun.

"Kami juga memberi berbagai bantuan pendidikan kepada mereka," ujarnya.

Pemberdayaan Pengajar

Ketua Komunitas Bakti Bangsa Kepri Eva Fransiska mengatakan Komunitas Bakti Bangsa yang didirikan pada 7 April 2012 oleh Nikolas Panama, jurnalis LKBN Antara dan dosen jurnalistik Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMRAH dan Wakil Ketua DPRD Kepri Ing Iskandarsyah, kini berkembang pesat.

Pendirian Komunitas Bakti Bangsa yang awalnya bernama Komunitas Kepri Mengajar ini dimotivasi oleh keinginan untuk membagi ilmu pengetahuan secara gratis kepada anak-anak kurang mampu dan memfasilitasi mereka yang putus sekolah untuk melanjutkan pendidikan.

Komunitas Bakti Bangsa mendapat sokongan publik seiring dengan semakin melebarkan sayapnya. Kekuatan kebersamaan di internal dan semangat untuk melaksanakan program pendidikan gratis, membuat organisasi ini meluas.

Organisasi ini memiliki kepengurusan di Kepri, Tanjungpinang, Bintan, Lingga dan Anambas, dengan jumlah pengajar sekitar 30 orang. Namun untuk di Lingga dan Anambas, program belum dapat dilaksanakan karena belum ditemukan pengajar.

"Hari ini puluhan mahasiswa ingin terlibat dalam organisasi tersebut. Namun tidak mencapai sepuluh orang yang dapat diterima," kata pengajar muda Komunitas Bakti Bangsa Bintan, Julianto, yang juga mahasiswa semester 4 jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UMRAH.

Mahasiswa yang ikut dalam organisasi ini wajib mengikuti Latihan Kader Pengajar Muda, yang dilaksanakan setiap bulan Desember. Komunitas Bakti Bangsa telah dua kali menggelar Latihan Kader Pengajar Muda sebagai proses penyeleksian. Mahasiswa yang berhasil mengikuti seleksi tersebut kemudian ditetapkan sebagai pengajar muda.

Tahun 2014, selain pergerakan di bidang pendidikan, organisasi ini juga menjalin hubungan dengan organisasi lainnya, bersama-sama berbuat untuk kepentingan bangsa. Seminar kebangsaan dan pembangunan juga beberapa kali dilakukan oleh organisasi ini, yang bekerja sama dengan organisasi internal dan eksternal kampus UMRAH, STIE Pembangunan Tanjungpinang dan Stisipol Raja Haji.

Selain itu, baru-baru ini, organisasi ini menggalang kekuatan dengan sekitar sepuluh organisasi internal dan eksternal UMRAH, dengan membentuk Koalisi Peduli Sinabung. Koalisi bekerja sama dengan PMI Sumut menggalang dana dari masyarakat untuk membantu korban Sinabung.

Masih pada tahun 2014, Komunitas Bakti Bangsa mengembangkan berbagai kegiatan dengan mendirikan Bimbingan Belajar Bakti Bangsa dan Kursus Jurnalistik Bakti Bangsa. Selain itu, mereka juga membuka warung yang diberi nama "Bakso Kepoo".

Kegiatan bisnis itu dikembangkan untuk memperdayakan ketrampilan mahasiswa dalam mengajar dan untuk membiayai kegiatan organisasi. Organisasi ini diharapkan dapat mandiri, dengan tetap berkarya untuk mencerdaskan bangsa. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE