Merah Putih Gelar Dialog Kebangsaan di Perbatasan

id Merah,Putih,Dialog,Kebangsaan,Perbatasan,anambas,tarempa,komunitas,tanjungpinang,kepri

Tanjungpinang (Antara Kepri) - Komunitas Merah Putih Provinsi Kepulauan Riau, baru-baru ini menggelar dialog kebangsaan di Kabupaten Kepulauan Anambas, salah satu daerah di utara Indonesia yang berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga.

"Kegiatan ini sebagai bentuk sumbangsih kami untuk kepentingan negara. Kami tetap konsisten membangun nasionalisme di perbatasan NKRI," kata Ketua Komunitas Merah Putih Kepulauan Riau (Kepri) Suprapto di Tanjungpinang, Jumat.

Dialog yang digelar di SMAN 1 Siantan, Anambas, itu mengangkat tema "Nasionalisme, memperkuat nilai-Nilai kearifan lokal",  dihadiri ratusan orang dari berbagai elemen masyarakat. 

"Kami ingin mendorong masyarakat mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal untuk kepentingan bangsa dan negara. Kami berharap semangat nasionalisme semakin meningkat," ujarnya.

Narasumber dalam dialog itu berasal dari unsur kepolisian, Koramil, Lanal Tarempa serta tokoh pemuda.

Wilayah perbatasan, kata Suprapto, merupakan beranda NKRI yang harus dijaga, dirawat serta diberdayakan.

"Menumbuhkan semangat nasionalisme adalah ikhtiar bersama untuk merawat kedaulatan NKRI di perbatasan. Lunturnya semangat nasionalisme akan mengakibatkan disintegrasi bangsa," ujarnya.

Menurut dia, terpecahnya elemen bangsa ditandai dengan terjadinya berbagai konflik yang terjadi di beberapa daerah, terjadinya berbagai kejahatan, aksi-aksi radikal atas nama agama dan lain sebagainya. Disintegrasi akan menjadi rangkaian yang sangat mengancam keutuhan NKRI.

"Pengaruh asing merupakan faktor dominan yang mempengaruhi perubahan 'mind set' masyarakat. Oleh sebab itu, kembali kepada kearifan lokal untuk menumbuhkan semangat nasionalisme perlu dilakukan," ujarnya.

Suprapto mengemukakan kearifan lokal dimaknai sebagai sebuah kebenaran yang telah mentradisi dalam suatu daerah, yang memiliki kandungan nilai kehidupan yang tinggi dan layak terus digali, dikembangkan, serta dilestarikan sebagai perubahan sosial budaya dan modernisasi. Kearifan lokal produk budaya masa lalu yang runtut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup.

"Meskipun bernilai lokal tapi nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat universal. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat sebagai hasil cipta rasa dan karsa manusia," jelasnya.

Sementara itu, Babinsa Koramil 02/Tarempa yang mewakili Koramil Anambas A.B Tambunan mengatakan potensi yang dimiliki Anambas seharusnya menjadikan Anambas daerah yang maju. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki oleh negara Indonesia, kiranya tidak mampu dimanfaatkan secara mandiri.

Alih-alih dikelola oleh negara, sejumlah ocus SDA yang ada justru dikuasai oleh orang asing. Seperti dari ocus minyak dan gas (migas), dari 45 blok minyak dan gas (migas) yang saat ini beroperasi di Indonesia, sekitar 70 persen di antaranya dikuasai oleh asing.

"Masyarakat seolah-olah menjadi penonton di negeri sendiri, sedangkan sumber daya kita dijarah oleh orang asing. Hal ini karena, sumber daya manusia Indonesia belum mampu mengelola potensi alam dengan sebaik-baiknya," ujarnya.

Daerah perbatasan merupakan wilayah khusus sehingga dalam penanganannya memerlukan pendekatan yang khusus. Hal ini disebabkan  semua bentuk kegiatan atau aktivitas yang ada di daerah perbatasan apabila tidak dikelola akan mempunyai dampak terhadap kondisi pertahanan dan keamanan, di tingkat regional maupun internasional, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sinergi dari berbagai pihak dalam mengembangkan teras bangsa adalah harga mati untuk merekatkan NKRI, katanya. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE