Penanaman Akidah Menjadi Penekanan Seminar MTQ Nasional

id Penanaman, Akidah, Menjadi, Penekanan, Seminar, MTQ, Nasional

Batam (Antara Kepri) - Narasumber Seminar Nasional dalam rangka Musbakoh Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXV di Batam menekankan pentingnya mengajarkan akidah pada semua umat muslim.
   
"Akidah harus ditanamkan sejak dini pada anak-anak sehingga mereka bisa membentengi diri," kata Dosen University Malaya, Malaysia Abdullah Yusin salah satu narasumber seminar tersebut, Sabtu.
   
Seminar yang mengambil tema Membumikan Quran, Aktualisasi Nilai-nila Alquran dan Kehidupan Berbangsa dan bernegara ini menjadi bagian dari hajatan MTQ Nasional XXV diikuti sekitar 400 peserta dari perwakilan kafilah masing-masing provinsi dan unsur pelajar, mahasiswa dan ormas Islam lain.
   
Yasin mengatakan, jika akidah tertanam baik pada anak-anak dan seluruh umat muslim, maka tidak perlu khawatir terhadap ancaman degradasi moral dari berbagai kemajuan teknologi seperti saat ini.
   
"Di bilik (kamar) anak kita ada laptop, internet dan sebagainya. Orangtua tak perlu kuatir mereka akan membuka laman-laman porno jika akidah tertanam baik pada anak-anak," kata dia.
   
Akidah yang kuat, kata Yasin, seharusnya membuat anak dan umat muslim sadar ada Allah yang mengawasi, juga ada malaikat di kiri-kanannya.
   
Pria yang asli kelahiran Pulau Terong Batam tersebut mengatakan tengah menyelesaikan tulisannya tentang akidah karena menurutnya belum banyak buku mengenai akidah.
   
"Orang Barat bilang, do what you can do today do not wait tomorrow, padahal Islam mengajarkan lakukan tanpa menunggu besuk, lakukan pagi jika itu harus pagi, siang harus siang, petang harus petang, seperti salat," kata dia.
   
Muchlish Hanafi, Dosen Pasca Sarjana UIN Syarief Hidayatullah Jakarta dan Pusat Studi Ilmu Alquran Jakarta, menggaris bawahi pemahaman Umat Muslim terhadap Alquran.
   
Menurutnya saat ini Muslim baru pada tahap membaca dan mendengarkan.
   
"Saat ini ada 60 penerbit di Indonesia yang menjadikan Alquran sebagai jualan utama. Sayangnya animo ini belum pada tahap memahami/tafsir dan mengamalkan," kata dia.
   
Ia mengatakan, satu catatan menarik dari Hanafi ialah penafsiran Alquran pun bisa berbeda-beda karena bahasa Quran tidak mudah diterjemahkan dalam bahasa apapun.
   
Satu hal yang penting, kata dia, tidak boleh ada saling menyalahkan terjemahan orang lain. Untuk itu pihak Kemenag pun senantiasa merevisi terjemahan Alquran.
   
Seminar tersebut dibuka oleh Wakil Menteri Agaram RI Nasaruddin Umar yang berpesan agar umat muslim membumikan Quran sebagai petunjuk dan pedomnan kehidupan.(Antara)

Editor: Dedi

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE