Semangat Sayang Negeri Picu TKI Memilih

id Semangat, Sayang, Negeri Picu, TKI Memilih, Evy R. Syamsir

Semangat Sayang Negeri Picu TKI Memilih

Antusias WNI yang bermukim di Singapura untuk pilpres (6/7) sangat tinggi. Antrian tidak hanya di halaman KBRI tetapi juga hingga ke jalan raya di luar kedutaan. (antarakepri.com/Evy R. Syamsir)

Panas terik mentari siang tak menyurutkan ribuan WNI Singapura beranjak dari barisan antrian mereka untuk menyalurkan hak pilihnya dalam pemilihan presiden Minggu (6/7) di Kedutaan Besar RI yang berada  di Chatsworth Road, Singapura.
    Antrian memanjang WNI tersebut tidak hanya di halaman KBRI tetapi juga hingga di luar pagar gedung kedutaan, akibatnya ruas jalan  Chatsworth dan Nathan lalu lintas bergerak lamban dan macet.
    "Inilah kesempatan kami untuk memilih pemimpin negeri kami, sayang kalau dilewatkan " ujar Hasnah (32) seorang WNI yang mengaku bekerja di kawasan Tanjung Katong. Ia bersama rekannya yang lain datang dengan bus yang khusus membawa mereka ke KBRI.
   Pernyataan serupa juga diungkapkan Tatik (29) yang mengaku bekerja di kawasan Orchard Road dan  beberapa warga yang ditemui sedang mengantri untuk dapat masuk ke lokasi tempat pemungutan suara.   
    "Saya sayang dengan negara saya dan saya sayang jika hak suara saya terbuang sia-sia. Itu sebabnya saya kemari," ujar Tatik yang mengaku telah empat tahun bekerja di Singapura.
    Warga Indonesia yang telah mendapat ID khusus Singapura Toni   (78) saat ditemui di KBRI usai mencoblos mengatakan, sepanjang hidupnya ikut pemilu di KBRI baru kali inilah massa datang dalam jumlah banyak.
    Pria kelahiran Tanjungpinang pada tahun 1936 silam ini  mengaku, jauh sebelum Singapura merdeka dia telah bermukim di negara pulau itu bekerja sebagai nakhoda kapal barang dan tiap Pemilu dia pasti mencoblos di KBRI Singapura.
    "Indonesia negara saya, walau saya puluhan tahun tinggal di Singapura tapi saya punya tanah kelahiran di Indonesia," katanya yang mengaku telah 54 tahun bermukim di Singapura.
    Itu sebabnya, lanjut dia, saban Pemilu ia tidak pernah   melewatkan hak suaranya di KBRI untuk memilih calon pemimpin Indonesia.
    "Situasi sekarang berbeda dengan dulu. Kita jangan lupa sejarah sebab apa yang terjadi hari ini dengan ramainya pemilih yang datang untuk memilih pemimpin Indonesia ke depan adalah buah dari sejarah masa lalu. Selama saya ikut Pemilu di KBRI baru kali inilah luar biasanya minat orang untuk memilih," ujar ayah tujuh anak dan kakek 20 orang cucu itu
    Membludaknya WNI untuk mencoblos diakui pemantau dari Migrant Care Singapura, Musliha yang menilai para WNI yang sebagian besarnya tenaga kerja Indonesia (TKI) itu tidak menyia-nyiakan suara mereka.
    "Para TKI ini sangat antusias untuk mencoblos. Mereka menginginkan terjadi perubahan di Indonesia. Ada sesuatu yang membawa mereka untuk salurkan hak pilih, bahkan saya juga dapat info para ABK (anak buah kapal) juga ikut hadir memilih disini," kata Musliha.
    Menurut dia, banyak dari para TKI tidak dapat undangan atau tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap, namun mereka dapat memilih berbekalkan paspor.
    "Kemudahan menyalurkan suara juga yang mendorong mereka datang. Yang jelas ada keinginan terjadinya perubahan di Indonesia, itu yang mendorong mereka," katanya.
    Ia juga  memuji persiapan pelaksanaan Pilpres di Singapura yang berjalan lancar dan tertib walaupun antrian warga sangat panjang dan dibawah terik matahari.
    "Antisipasi dan cepat tanggap dari pihak Kedubes sangat baik, karena warga yang datang untuk mencoblos dalam waktu bersamaan sangat ramai," katanya.

                22.000 Pemilih

            Masyarakat telah mengantri sejak pukul 06.00 meski pintu gerbang KBRI Singapura baru dibuka pukul 08.00.   Sejak dimulainya pemungutan suara pada pukul 08.00 hingga ditutupnya Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada pukul 18.00, tercatat sebanyak 22.266 pemilih yang memilih langsung di KBRI. Sedangkan surat suara yang diterima melalui pos sampai saat ini sekitar 12.000 dari 17.094 pemilih yang menyatakan akan mengirimkan melalui pos.
    Namun demikian, jumlah surat suara melalui pos diperkirakan masih akan terus bertambah mengingat hingga saat ini surat suara tersebut masih berdatangan dan batas akhir penerimaan melalui pos adalah tanggal 7 Juli 2014 (cap pos).
    Para pemilih yang datang ke KBRI langsung diregistrasi melalui barcode reader dan diarahkan ke salah satu TPS. PPLN Singapura menyediakan 36 TPS dimana masing-masing TPS terdiri dari empat bilik suara, sehingga total terdapat 144 bilik suara.
    "Sangat ramai warga yang datang. Antusias mereka luar biasa. Sangat jauh tinggi angka kedatangan WNI untuk dibandingkan Pileg lalu. Meningkat partisipasi masyarakat," kata Duta Besar RI di Singapura, Andri Hadi.
    Ia menjelaskan, meningkatnya angka partisipasi warga untuk memilih capres disebabkan juga karena adanya kemudahan  jika nama yang bersangkutan tidak terdaftar di daftar pemilih tetap  dan tidak mendapatkan undangan dapat mempergunakan hak pilihnya dengan paspor.
    Selain itu, lanjut dia, karena pemilihan dilaksanakan pada hari libur maka banyak warga yang berkesempatan datang ke KBRI sebagai satu-satunya tempat pemungutan suara.
        Menurut dia, ada 200 ribu jiwa WNI di Singapura dan yang memiliki hak pilih sebanyak 108 ribu orang.
       "Dalam pileg kemarin yang memilih melalui pos sebanyak 10 ribu orang dan yang datang ke KBRI 13.000 orang total 23.000 yang berpartisipasi dalam pileg. Namun, hari ini hingga siang menjelang sore warga masih berdatangan saya memperkirakan lebih 50 persen partisipasi masyarakat," ujar Dubes.
     Pelaksanaan Pilpres di Singapura dipantau langsung oleh Komisioner KPU Ferry Kurniansyah yang menilai jalannya proses pemungutan suara di KBRI Singapura berlangsung cukup baik, yang ditandai dengan antusiasme para pemilih yang hadir, pengaturan alur lalu lintas pemilih di 36 TPS yang terkelola dengan baik dan kesiapan teknis, logistik serta sumber daya manusia yang memadai.
    Secara khusus Ferry juga mengapresiasi penggunaan barcode dalam proses registrasi, sehingga para pemilih hanya memerlukan waktu yang relatif singkat.
    "Penggunaan barcode ini terbukti sangat membantu dan sangat efisien," ujarnya.
    Sedangkan menurut Ketua PPLN Singapura, Mirza Nurhidayat, PPLN Singapura bekerja dengan fokus tidak hanya pada kelancaran penyelenggaraan Pilpres, namun juga kenyamanan para pemilih. Pada Pilpres tersebut PPLN Singapura kembali menerapkan penggunaan barcode untuk mempercepat proses registrasi dan menjamin keamanan data.
       Mirza mengungkapkan surat suara akan disimpan di ruang arsip khusus KBRI Singapura yang dilengkapi dengan kamera CCTV dan dijaga tim polisi Mantap Brata yang didatangkan dari Mabes Polri. Adapun surat suara yang masuk melalui pos akan dihitung pada tanggal 12 Juli 2014. Dengan demikian jumlah total surat suara baik yang datang langsung ke KBRI maupun melalui pos baru dapat diketahui setelah tanggal 14 Juli 2014.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE