Gubernur Kepri Minta Warga Jaga Perdamaian

id Gubernur,Kepri,Warga,Jaga,Perdamaian,pilpres,pemilu,presiden

Batam (Antara Kepri) - Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani meminta seluruh warganya untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Presiden 9 Juli 2014 dan menjaga perdamaian antarsesama pendukung pasangan calon presiden.

"Masyarakat bisa beda pilihan, tapi soal persatuan harus sama-sama komitmen menjaganya," katanya di Batam, Selasa.

Ia meminta masyarakat untuk saling menghormati meskipun pilihan pasangan calon presidennya berbeda, jangan sampai pilpres membuat perpecahan di antara warga.

Menurut gubernur, pemilihan presiden bertujuan untuk mencari sosok pemimpin terbaik yang mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Pilpres adalah cerminan dari demokrasi yang menjadi landasan dari berbangsa.

"Prinsip dan tujuan demokrasi itu harus kita ingat dan jangan diganggu. Karena demokrasi mengajarkan yang baik dan kita bersatu padu," kata dia.

Gubernur mengatakan akan menggunakan hak pilihnya di Kota Tanjungpinang dan akan melakukan pantauan di tempat pemungutan suara yang dekat dengan rumahnya.

"Setelah mencoblos di Tanjungpinang. Saya akan keliling meninjau TPS," kata dia.

Senada dengan gubernur, Wakil Gubernur Kepri Soerya Respationo juga meminta masyarakat mengikuti aturan dalam menggunakan haknya agar Pilpres berjalan damai.

"Kami tentunya berharap tidak terjadi keributan. Ini pilpres, harus ikuti aturan. Jangan sampai terjadi perpecahan ditengah masyarakat saat pilpres," kata dia.

Ia meminta semua pihak menjaga kodusivitas keamanan di Batam, dan memercayakan keamanan kepada TNI dan Polri karena institusi itu sudah berkomitmen untuk bersikap netral.

Sementara itu Kapolda Kepri Brigjen Pol Endjang Sudrajat menyatakan suasana keamanan di wilayah Provinsi Kepri relatif kondusif menjelang pelaksanaan Pemilihan Presiden 9 Juli 2014.

Menurut dia, tidak ada daerah yang memiliki potensi konflik tinggi sehingga perlu diberikan pengamanan ekstra ketat.

"Memang, Polda memetakan beberapa daerah di Batam yang disebut rawan, namun itu berdasarkan kepadatan jumlah penduduk dan lokasi, bukan karena ada pergerakan tertentu," katanya. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE