SMP Inklusi Batam Tolak Siswa Berkebutuhan Khusus

id SMP Inklusi, Batam, Tolak Siswa, Berkebutuhan Khusus, Larno

Batam (Antara) - SMP 26 Kota Batam yang sejak lima tahun lalu sudah ditunjuk menjadi sekolah inklusi menolak calon murid baru dengan alasan belum ada aturan jelas.

"Menurut kepala sekolahnya, mereka kesulitan karena tidak ada kurikulum jelas. Katanya siswa yang sudah belajar disana malah akan dikembalikan," kata Pengurus Yayasan Permata Hati Bunda, Alferd yang ingin menyekolahkan satu anak asuhnya pada sekolah tersebut, Kamis.

Sekolah inklusi adalah sekolah yang menggabungkan layanan pendidikan khusus dan regular dalam satu sistem persekolahan, dimana siswa berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan khusus sesuai dengan potensimasing-masing dan siswa regular mendapatkan layanan khusus untuk mengembangkan potensi mereka sehingga siswa dapat bersama-sama mengembangkan potensi masing-masing.

Ia mengatakan tidak habis fikir terhadap jawaban kepala sekolah tersebut, karena anggaran dari Pemerintah Provinsi Kepri sudah dikucurkan pada sekolah tersebut.

"Kepala sekolah malah bilang anggarannya mau dikembalikan. Padahal sejumlah guru sudah menyatakan mendapat pelatihan untuk mengajar anak-anak berkebutuhan khusus tersebut," kata dia.

Ia mengatakan, anak yang hendak dimasukkannya ke SMP 26 Batam tersebut barusaja lulus dari SD 004 Batuaji. Anak tersebut waktu kecil pernah terjatuh sehingga diambil tindakan dokter dengan membuka batok kepala setelah diketahui luka pada bagian otak.

Anak tersebut, kata dia, sempat kehilangan ingatan namun perlahan bisa mengingat kembali sehingga bisa bersekolah pada sekolah umum saat SD.

"Namun dia agak lambat untuk mengikuti pendidikan sekolah umum. Mungkin karena bekas luka pada otaknya belum sembuh total. Makanya kami berniat memasukkannya ke sekolah inklusi atas informasi dari pejabat Disdik Batam," kata Alrerd.

Berdasarkan informasi dari Disdik Kepri, kata dia, setiap anak inklusi yang sekolah di SMP 26 Batam juga mendapat bantuan dana sekitar Rp1 juta.

"Saya sangat berharap anak ini bisa sekolah dengan baik dengan bimbingan guru inklusi. Namun kami kecewa karena ditolak," kata dia.

Hingga saat ini pihak Sekolah dan Dinas Pendidikan Kota Batam yang dihubungi belum memberikan keterangan resmi atas kasus tersebut.

Sementara Ketua Komisi IV DPRD Batam yang membidangi pendidikan akan menindaklanjuti kasus yang sudah dilaporkan padanya tersebut. (Antara)

Editor: Evy R Syamsir

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE