Batam (Antara Kepri) - Pemerintah Kota Batam meminta PT Pelayanan Listrik Nasional (bright PLN) Batam menyerahkan hasil audit dari Badan Pemeriksa Keuangan atau lembaga audit lain kepada pemerintah untuk mengetahui arus keuangan perusahaan swasta itu.
"Kalau ada hasil audit, kami bisa tahu di mana ruginya dan lainnya. Dalam listrik ada banyak elemen untuk pengoperasiannya. Kami perlu tahu kondisinya," kata Wali Kota Batam Rudi di Batam.
Hal itu dikatakan Wakil Wali Kota Batam terkait kritikan anggota Komisi VII DPR RI yang menilai harga jual listrik bright PLN Batam terlalu tinggi.
Apalagi, anak perusahaan PLN Persero itu menaikkan tarif listrik yang berlaku mulai 1 Juli 2014.
Sebenarnya, kata Rudi, bright PLN Batam sudah menyerahkan hasil audit ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan ESDM, namun hasilnya tidak rinci. Padahal UU Keterbukaan Informasi Publik mengatur, lembaga publik harus terbuka terkait pengelolaan keuangan.
"Ada hasil audit (PLN) di Disperindag, tapi itu belum detail. Kami minta yang terbuka," kata dia.
Terpisah, Direktur Utama bright PLN Batam Dadan Kurniadipura mengatakan tiap tahun perusahaannya melaksanakan audit tata laksana perusahaan yang baik yang dilakukan oleh auditor independen.
Audit itu menunjukkan bright PLN Batam mengutamakan tata kelola perusahaan yang baik dalam menjalankan pengelolaan ketenagalistrikan di Batam yang menjunjung tinggi transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian dan kesetaraan serta kewajaran.
Sebelumnya, dalam kunjungan kerja ke Batam, Komisi VII DPR RI menilai harga jual listrik PT PLN (b'right PLN) Batam terlalu tinggi dibandingkan biaya produksi listrik per kWH.
"Harga jual Rp1.228 per kWH itu tidak fair, belanja produksi hanya sekitar Rp400--500 per kWH," kata anggota Komisi VII DPR RI Effendi Muara Sakti Simbolon.
Bright PLN Batam menggunakan bahan bakar gas dan batu bara, sehingga biaya produksi relatif jauh lebih rendah dan seharusnya harga jualnya pun lebih murah.
Hal senada dikatakan Ketua Rombongan Komisi VII ke Batam, Alimin Abdullah juga menilai harga jual listrik di Batam terlalu tinggi dengan ongkos bahan bakar yang murah. (Antara)
Editor: Rusdianto
Berita Terkait
BP Batam sebut rumah contoh di Rempang Eco City sudah dialiri listrik dan air
Jumat, 19 April 2024 18:27 Wib
DPRD Kota Batam imbau perusahaan di Batam prioritaskan pencari kerja lokal
Jumat, 19 April 2024 16:11 Wib
Bapenda Batam sebut pendapatan dari jasa hotel pada April capai Rp10,9 miliar
Jumat, 19 April 2024 14:46 Wib
BP Batam dukung realisasi pembangunan gerai premium
Jumat, 19 April 2024 12:04 Wib
Bandara Batam layani 1.681 penerbangan selama mudik Lebaran
Kamis, 18 April 2024 18:37 Wib
Dubes Denmark: Batam punya indikator ekonomi yang impresif
Kamis, 18 April 2024 15:26 Wib
Wali Kota Batam berupaya tarik investor guna perluas lapangan kerja
Kamis, 18 April 2024 15:19 Wib
Batam jadi tuan rumah MTQH tingkat Provinsi Kepri
Kamis, 18 April 2024 14:38 Wib
Komentar