Batam (Antara Kepri) - Ketua Pusat Kajian Ekonomi Kawasan Politeknik Negeri Batam Bambang Hendrawan mengatakan pemerintah harus memperhatikan kualitas sumber daya manusia seiring peningkatan realisasi investasi Kawasan Perdagangan Bebas Batam.
"Upaya peningkatan kualitas SDM harus dilakukan agar Batam tidak lagi mengandalkan investasi standar yang selama ini berada di lingkungan padat karya. Apalagi upaya ini juga untuk mewaspadai derasnya tenaga kerja asing saat Masyarakat Ekonomi Asean 2015 berlaku," kata dia di Batam, Rabu.
Badan Pengusahaan (BP) Batam, Selasa merilis jumlah investasi asing baru pada kawasan tersebut periode Januari-Juni 2014 mencapai 641.040.175 dolar Amerika Serikat (AS).
Jumlah investasi tersebut dari 72 perusahaan baru mencapai 270,530 juta dolar AS. Sementara perluasan dari perusahaan asing yang sudah ada di Batam mencapai 370,510 juta dolar AS.
Untuk investasi baru, dibanding periode sama pada 2013 mengalami kenaikan sekitar 350 persen. Untuk perluasan juga naik signifikan.
Ia mengatakan sudut pandang masuknya investasi dengan golongan industri padat karya tidak akan menjawab tantangan perubahan industri, termasuk menjawab kebutuhan lapangan pekerjaan di Batam.
"Selain dari sisi kepedulian pemerintah, komitmen perusahaan yang masuk untuk pengembangan SDM juga diperlukan," kata dia.
Bambang mengatakan, mau sebanyak apapun investasi yang masuk kalau masih memandang upah murah, tetap tidak akan mampu berkelanjutan.
Pengamat ekonomi dan FTZ Suyono Saputra mengatakan angka investasi yang masuk ke Batam biasanya cenderung padat karya sehingga mampu menyerap tenaga kerja yang ada di kota industri tersebut.
"Biasanya mampu menyerap secara signifikan. Manufaktur elektronik dan galangan kapal yang biasanya banyak membutuhkan tenaga kerja baru," kata dia.
Ia menjelaskan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah banyak menjadi salah satu esensi penerapan FTZ.
"Selain penyerapan tenaga kerja, FTZ seharusnya mampu meningkatkan devisa, ekspor dan nilai investasi asing," kata Suyono.
Meski demikian, Suyono juga menilai sulit menentukan secara pasti angka baku penyerapan tenaga kerja dengan melihat kenaikan angka investasi. (Antara)
Editor: Rusdianto
Berita Terkait
BP Batam sebut rumah contoh di Rempang Eco City sudah dialiri listrik dan air
Jumat, 19 April 2024 18:27 Wib
DPRD Kota Batam imbau perusahaan di Batam prioritaskan pencari kerja lokal
Jumat, 19 April 2024 16:11 Wib
Bapenda Batam sebut pendapatan dari jasa hotel pada April capai Rp10,9 miliar
Jumat, 19 April 2024 14:46 Wib
BP Batam dukung realisasi pembangunan gerai premium
Jumat, 19 April 2024 12:04 Wib
Lanud RSA jalin kerja sama dengan Pemkab Natuna tangani kekeringan
Jumat, 19 April 2024 11:20 Wib
Bandara Batam layani 1.681 penerbangan selama mudik Lebaran
Kamis, 18 April 2024 18:37 Wib
Dubes Denmark: Batam punya indikator ekonomi yang impresif
Kamis, 18 April 2024 15:26 Wib
Wali Kota Batam berupaya tarik investor guna perluas lapangan kerja
Kamis, 18 April 2024 15:19 Wib
Komentar