Batam (Antara Kepri) - Sejumlah warga Batam menyatakan mendukung langkah tegas petugas Imigrasi Pelabuhan Internasional Batam Centre yang mengusir beberapa wisatawan asal Singapura hingga kembali ke negaranya karena berisik saat menunggu antrean stempel paspor.
"Petugas Imigrasi memang harus tegas. Ini daerah kita, jangan sampai mereka melecehkan kita di negeri ini," kata Capo warga di Batam, Rabu.
Ia mengatakan warga ngara Indonesia, terutama dari Batam juga sering mendapatkan perlakuan diskriminatif dari petugas Imigrasi Singapura saat hendak masuk ke negara jiran itu. Namun, tidak pernah mengeluh karena menghormati peraturan di Negeri Singa itu.
Misalnya saja, kata dia, kalau namanya berbau-bau Timur Tengah, langsung diinterograsi di ruangan imigrasi. Atau kalau punya janggut panjang, kemungkinan besar tertahan di Imigrasi.
"Kami selama ini selalu menurut saja, karena mungkin peraturannya seperti itu. Kami hormati mereka harus tegas. Hal yang sama juga harus berlaku di Indonesia, jangan mau dilecehkan sama mereka," kata dia.
Perilaku wisman asal Singapura di Batam juga sering kurang sopan, dan terkesan sombong serta merendahkan penduduk setempat, kata Andi menimpali.
Selain Andi, beberapa warga Batam juga mendukung sikap tegas pihak imigrasi yang disampaikan melalui media sosial.
Dendi G, dalam akun Facebook-nya menyatakan dukungannya.
"Harusnya memang begini... kalau WNI di Singapura juga sering diperlakukan diskriminatif, sekarang mereka juga harus diperlakukan tegas. Mantep Imigrasi," tulisnya.
Komentar Dendi pun ditanggapi positif oleh warga Batam lainnya, Teh Nunung yang mengungkapkan keluhan terkait sikap turis asal Singapura di Batam yang dinilai sering berlaku tidak sopan.
"Setuju, saya sering melihat para turis Singapura, yang muda-mudi berpelukan, saling berciuman, dan saling meraba di mal-mal Batam, sangat tidak sopan apalagi ada anak kecil," kata dia.
Beberapa warga Batam lainnya juga mendukung langkah imigrasi dan berharap hal itu dapat terus ditingkatkan.
Sebelumnya, media massa Singapura menyebutkan, beberapa orang warga Singapura dan Malaysia yang tengah menunggu antrean stempel paspor di pelabuhan di Batam dilarang berbicara oleh pihak Imigasi Indonesia.
Dan karena mengabaikan, dengan terus berbicara, maka lima orang turis itu akhirnya diminta kembali ke Singapura. (Antara)
Editor: Rusdianto
Berita Terkait
Produk busana Indonesia tembus pasar Singapura
Kamis, 18 April 2024 9:12 Wib
Polda Kepri pastikan kesiapsiagaan bencana antisipasi cuaca ekstrem
Rabu, 17 April 2024 18:21 Wib
Warga Anambas diimbau untuk tidak gunakan sepeda listrik di jalan raya
Rabu, 17 April 2024 16:54 Wib
Kemenkumham Kepri gelar donor darah peringati Hari Bhakti Pemasyarakatan Ke-60
Rabu, 17 April 2024 16:36 Wib
Polda Kepri: Operasi Ketupat Seligi berjalan kondusif di Kepri
Rabu, 17 April 2024 15:56 Wib
Dubes Denmark: Batam punya indikator ekonomi yang impresif
Rabu, 17 April 2024 13:24 Wib
BNPB sebut sebanyak 272 keluarga dievakuasi akibat letusan Gunung Ruang
Rabu, 17 April 2024 12:26 Wib
2 warga Sumsel meninggal akibat banjir bandang
Rabu, 17 April 2024 11:40 Wib
Komentar