Batam (Antara Kepri) - Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan, Kebun Raya Batam diupayakan berstandar internasional agar mampu menjadi pusat konservasi tumbuhan pulau dan pesisir dunia.
"Kebun Raya Batam berstandar 'world class'. Harus tingkat internasional. Kalau bisa menjadi yang terbaik di dunia," kata Menteri usai meletakkan batu pertama pembangunan Kebun Raya Batam, Kamis.
Ia mengatakan, Kementerian Pekerjaan Umum siap mendukung seluruh infrastruktur yang dibutuhkan untuk membangun Kebun Raya Batam menjadi pusat konservasi tingkat dunia.
Untuk tahap pertama, Kebun Raya Batam dibangun dengan dana APBN Kementerian PU senilai Rp21 miliar. Fasilitas yang dibangun meliputi gerbang utama, jalan, pedestrian, taman, gedung pengelola, rumah kaca.
Dan pada tahun berikutnya, kementerian berencana akan mengembangkan Zona Koleksi yang meliputi "landscape" kawasan, rumah tamu dan infrastruktur lainnya.
Ia berharap, pengerjaan Kebun Raya Batam bisa segera selesai dan dapat dinikmati masyarakat dalam waktu dekat. Karena berdasarkan pengalaman di Kalimantan, pembangunan kebun raya membutuhkan waktu sembilan tahun.
"Mudah-mudahan tidak sampai sembilan tahun sudah selesai," kata dia.
Kementerian Pekerjaan Umum juga aman membangun waduk yang akan menjadi pembatas antara Zona Penerima dan Zona Koleksi.
Menteri mengatakan, pihaknya berencana membangun 47 kebun raya di seluruh Indonesia, sesuai dengan jumlah wilayah hijau (eco region) yang ada di nusantara.
Namun, dari 47 rencana itu, 12 kebun raya menjadi prioritas yang dikerjakan pada tahun-tahun mendatang.
Di tempat yang sama, Wakil Kepala LIPI, Jusman Sayuti mengatakan, kebun raya amat penting untuk melestarikan lingkungan.
Ia mengatakan, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang mencapai 10 persen total kekayaan yang ada di dunia. Namun, kekayaan itu terus berkurang, seiring dengan kerusakan hutan yang terjadi di beberapa daerah.
Peneliti LIPI untuk Kebun Raya Batam, Hartuningsih Siregar mengatakan, kebun raya yang dikelolanya mengkhususkan untuk konservasi tumbuhan dari pulau-pulau kecil pesisir.
Pihaknya sudah mulai eksplorasi untuk mengumpulkan tumbuhan pesisir di Kepri sejak 2013.
"Dan sekarang sudah terkumpul 369 jenis hayati dan jumlah pohon 5.170 spesies," kata dia. (Antara)
Editor: Rusdianto
Berita Terkait
Ini alasan Timnas AMIN ingin 4 menteri jadi saksi PHPU
Jumat, 29 Maret 2024 4:29 Wib
Pelni Batam tambah kapasitas 2.000 penumpang saat angkutan mudik lebaran
Kamis, 28 Maret 2024 15:35 Wib
MTI Kepri minta Kemenhub sikapi kenaikan tarif kapal ferry Batam-Singapura
Kamis, 28 Maret 2024 15:26 Wib
Pemkot Batam berkomitmen untuk tingkatkan kualitas pengelolaan pemda lewat MCP
Kamis, 28 Maret 2024 15:00 Wib
Rudi: Industri digital jadi mesin penggerak ekonomi baru
Kamis, 28 Maret 2024 13:22 Wib
Perusahaan manufaktur Tiongkok rencana kembangkan usaha di Batam
Kamis, 28 Maret 2024 12:58 Wib
Bandara Internasional Minangkabau Kamis ditutup sementara akibat erupsi Marapi
Kamis, 28 Maret 2024 11:20 Wib
200 peserta mudik gratis di Batam ke Jakarta naik KM Kelud
Rabu, 27 Maret 2024 19:14 Wib
Komentar