Stisipol Tanjungpinang sebagai Pusat Belajar Kepri

id Stisipol, Tanjungpinang, sebagai Pusat, Belajar, Kepri

Tanjungpinang (Antara Kepri) - Kota Tanjungpinang yang dulu dikenal sebagai pusat belajar di Kepulauan Riau, memberikan capaian tersendiri  bagi setiap lembaga pendidikan yang berada di Kota Gurindam.

Dari berbagai penjuru daerah, putra putri yang menginginkan mendapat pendidikan yang lebih tinggi, harus rela meninggalkan keakraban dan keharmonisan kehidupan di kampung.

Istilah kost yang tidak asing lagi dimata para perantau tersebut memberikan suatu pengalaman yang nanti akan diceritakan pada anak dan cucu mereka nanti.

Seperti yang dialami Rektor Stisipol Raja Haji Tanjungpinang, Zamzami Abdul Karim ketika ia melanjutkan pendidikannya ke Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

"Berfikir untuk bisa menjadikan kembali Tanjungpinang sebagai pusat  belajar setalah saya wisuda dari UGM pada 1991," kata putra pertama pasangan H Abdul Karim Wahab dan Hj Nur Aini Hasim tersebut.

Karena dulunya, sambung Zamzami, di era 50 an, Kota Tanjungpinang ini menjadi pusat belajar, sehingga banyak putra daerah dari Jambi, Pekanbaru, Tembilahan dan lain sebagainya datang ke Tanjungpinang dengan niat belajar.

Meskipun tidak ada keinginan dalam dirinya menjadi seorang guru, akan tetapi sebelum menjabat sebagai orang nomor satu di kampus, anak sulung dari tujuh bersaudara ini memulai karirnya dengan menjadi dosen.

Dari jenjang yang memang dititi mulai dari nol tersebut, Zamzami memiliki motivasi pribadi sehingga menyandang Rektor Universitas Stisipol Raja Haji Kota Tanjungpinang.

"Apapun yang dikerjakan dengan sepenuh hati atau bersungguh-sungguh maka hasilnya akan baik," tutur putra kelahiran Tanjungbatu 24 Desember 1965 ini.

Maka dari itu,  almuni SMA Negeri 2 Tanjungpinang 1984 tersebut mengaku berniat, menjadikan Stisipol sebagai pusat belajar di Kepri.

Ditambah lagi, berada di posisinya sekarang membuat Zamzami berupaya  mewujudkan niatnya tersebut.

"Dengan cara menjalin kerjasama antara Stisipol dengan pihak swasta dan pemerintah sampai ke Malaysia," ucapnya.

Kemudian, kata Zamzami, memberikan kemudahan bagi mahasiswa seperti beasiswa bidikmisi dari Dikti untuk 10 mahasiswa per tahunnya dengan peolehan beasiswa dari mulai mendaftar sebagai mahasiswa sampai wisuda.

"Ada juga beasiswa Kopertis dalam kategori berprestasi dan tidak mampu untuk sekitaran 40 mahasiswa dengan kriteria tertentu," katanya.

Pihaknya juga tidak membatasi jumlah mahasiswa yang masuk ke Stisipol. Sampai saat ini, ucap Zamzami, mahasiswa Stisipol Raja Haji berjumlah sekitar 1.900 orang.

"Selagi kita masih bisa membantu, maka bisa dibantu," kata Zamzami.

Disamping itu, tuturnya, Stisipol memiliki jaringan online di 4 titik, genset sendiri, dan kepengurusan akademik dengan menggunakan sistem online.

"Melalui sistem online ini juga, mahaasisawa bisa melakukan komplain," tegasnya.

Dengan kelebihan itu, kata Zamzami, sistem online ini mengurangi terjadinya tatap muka antar melayani dan dilayani.

"Karena jika selalu sering tatap muka, maka hal-hal yang tidak diinginkan seperti bawaan masalah dari rumah kedalam pekerjaan dapat merusak pelayanan," katanya.

Beberapa dari upaya tersebut, Zamzami akan terus mencoba menjadikan Universitas Stisipol Raja Haji sebagai pusat belajar di Tanjungpinang, sebagaimana dalam sejarahnya dulu Tanjungpinang menjadi pusat belajar di Kepulauan Riau. (Antara)

Editor: Evy R. Syamsir

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE