Warga Tarempa Mandi Air Galon

id Warga,Tarempa,Mandi,Air,Galon,kesulitan,anambas

Anambas (Antara Kepri) - Kesulitan Air bersih di ibu kota Tarempa Kabupaten Kepulauan Anambas hingga kini belum teratasi hingga memaksa warga Tarempa menggunakan air galon untuk mandi.

Biasanya air minum kemasan galon isi ulang digunakan untuk minum yang dapat menghilangkan dahaga, tidak demikian bagi sebagian warga Tarempa  Air galon isi ulang kini digunakan warga untuk mandi dan mencuci piring.

Kondisi tersebut terpaksa harus dialami sebagaian warga karena hingga kini air bersih masih menjadi barang langka, padahal hujan sudah turun berkali-kali  mengguyur. Pemanfaatan air galon menjadi air mandi secara tidak langsung juga mendongkrak jumlah penjualan air galon kemasan, namun juga menambah biaya hidup warga ditambah tingginya kebutuhan pokok sehari-hari.

Marlon, salah seorang pekerja yang kesehariannnya mengantar air galon isi ulang mengaku mengantar air galon 2 kali lipat dari jumlah biasanya.

"Biasanya cuma ngantar sekitar 70 galon per/hari, tetapi sekarang meningkat tajam, misalnya hari ini saja, baru menjelang engah hari sudah 130 galon lebih. Jumlah tersebut akan terus bertambah sampai sore hari," kata Marlon.

Marlon juga menceritakan, tak jarang air galon yang diantarkannya bukan digunakan untuk minum sebagaimana biasanya, namun untuk air mandi yang segaja dipesan pelanggan. Dia pun sering mengangkatkan air galon tersebut hingga kamar mandi untuk dituangkan ke ember atau bak mandi.

“Gak buat minum saja, ada juga yang pakai untuk mandi. Saya yang bawa ke kamar mandi, lalu dituangkan ke ember, jadi saya tahu betul kalau air itu bukan untuk minum,” ungkap Dia

Sementara itu Har, salah seorang warga Tarempa yang tinggal di Jalan Patimura tidak membantah hal itu. Dia mengaku sebagai salah satu warga yang mengalihfungsikan air galon menjadi air mandi. Ia menjelaskan, harus merogoh kocek hingga Rp20 ribu setiap harinya hanya untuk mandi.

“Pagi mau mandi pakai air galon, 2 galon sudah Rp 10 Ribu. sore juga sama, 2 galon. Sehari bisa habis Rp. 20 Ribu hanya untuk mandi. Untuk cuci baju terpaksa  pakai juga tukang cuci, untuk cuci piring, beli lagi 1 galon khusus,” keluhnya.

Har sendiri kembali mengaku terpaksa merogoh kocek cukup dalam, karena air di tempat tinggalnya jarang sekali mengalir. Kadangkala katanya, air baru mengalir setelah 3 hingga 5 hari mati. Padahal, Har tetap membutuhkan air setiap harinya, baik untuk mandi atau membersihkan sisa sisa makanan yang melekat di perobot makan yang digunakan.

“Kalaulah sudah mati sampai 3 hari, mana ada lagi sisa air di rumah ini. terpaksa juga kita beli air galon untuk mandi atau cuci piring. Ya mau gimana lagi, mau numpang tetangga atau kerabat , kondisinya sama saja. Memang ada orang yang airnya nyala, kita tak kenal kalau mau numpang-numpang mandi,” keluhnya lagi.

Dia berharap, pengelolaan air bersih di Tarempa bisa tertangani dengan baik. Pasalnya, dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir warga selalu mengeluhkan ketersediaan air bersih. Beberapa malah sempat melakukan aksi demo.

“Harusnya kalau sudah ada yang sampai demo, itu menjadi perhatian serius. Air bersih itu kebutuhan yang sangat mendasar, jadi tidak bisa main-main,” cetusnya.

Jika hal ini terus dibiarkan terus menerus , akan memberatkan masyarakat Anambas, terutama yang kurang mampu. Pasalnya, tidak semua orang mampu mengeluarkan biaya besar hanya untuk membeli sedikit air untuk mandi dan mencuci.

“Sehari Rp20 ribu untuk mandi saja. Mana sanggup seperti itu, sementara masih ada biaya-biaya lain yang harus ditutupi. Terlebih biaya hidup disini terbilang mahal. Jadi saya berharap, kondisi ini segera ditindaklanjuti, kalau tidak kasihan warga Tarempa ini, terutama yang kurang mampu,” ucapnya. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE