"Istana Kota Piring"jadi Sengketa HUT Kepri

id Istana Kota Piringjadi, Sengketa, HUT, Kepri

Tanjungpinang (Antara Kepri) - Peresmian nama pusat Pemerintahan Provinsi Kepri di Dompak menjadi Istana Kota Piring menimbulkan sengketa pendapat di dalam tubuh Lembaga Adat Melayu Provinsi Kepri.

"Nama itu tidak tepat, masing-masing memiliki sejarah dan filosofinya tersendiri, dan Kota Piring itu sudah ada peninggalannya di Kampung Melayu," ucap Pengurus LAM Kepri Bidang Sosial Budaya, Abdul Kahar Has kepada Antara.

Sedangkan kata Dompak yang melekat pada nama pulau di pusat perkantoran Pemprov Kepri itu, memiliki pengertian 'mendongak' atau 'melawan'.

"Kata orang Melayu 'mendongak' artinya bukan mendongak percuma, tetapi mendongak sambil berfikir untuk mengambil keputusan,"papar Kahar serambi mencontohkan sikap mendongak.

Lagipula, sambung Kahar, Dompak tidak memiliki historisnya sama sekali. Lebih baik, nama pusat Pemerintahan Kepri diambil dari nama tokoh-tokoh kerajaan Melayu terdahulu.

"Ini hari bersejarah dalam Provinsi Kepri dan saya akan melakukan perlawanan terhadap penggunaan kata-kata yang menggunakan nama Istana Kota Piring untuk Dompak," tegas Abdul Kahar Has.

Perlawanan yang dimaksud Kahar berupa solusi dan pengkajian kembali sejarah bersama orang-orang tua terduhulu dan tokoh masyarakat.

Menurutnya, pernyataan HM Sani disalah satu media sudah benar, untuk membicarakan kembali perihal penamaan ini bersama LAM dan tokoh masyarakat yang lebih memahaminya.

Namun pada kenyataannya, pada peringatan HUT ke-12 Provinsi Kepri nama Istana Kota Piring sudah diresmikan menjadi nama pusat Pemerintahan Provinsi Kepri.

"Saya terkejut juga, hari ini tiba-tiba ditampilkan nama Istana Kota piring sebagai nama pusat Pemerintahan Provinsi Kepri di Dompak,"ucapnya.

Sementara itu Ketua Lembaga Adat Melayu Provinsi Kepri, Abdul Razak mengatakan bahwa, komentar yang bersifat pribadi pada intinya memiliki tanggapan masing-masing.

"Tetapi kalau mengatasnamakan LAM, kita bisa memakluminya, karena memang dalam pembahasannya itu, kita akan mencari asal muasal nama Dompak yang kita belum dapat menemukannya," ucap Rajak.

Mengingat Istana Kota Piring di Pulau Miram Dewa Kampung Melayu, merupakan salah satu sejarah pusat pemerintahan kerajaan Riau Lingga. Maka, LAM mengusulkan nama Kota Piring diambil untuk menggantikan nama Pusat Pemerintahan Provinsi Kepri dengan sebutan Istana Kota Piring.

"Lagi pula nama yang diusulkan dari LAM itu sudah disetujui secara interen dari dalam lembaga sendiri. Sehingga nama Kota Piring itu yang diambil," tuturnya.

Menurut Kabid Sejarah dan Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi Kepri, Riawina mengatakan, nama tersebut bersifat sementara.

"Untuk sementara ini, kita gunakan Istana Kota Piring tadi. Lagi pula disini belum kita temukan situs sejarahnya," kata Riawina.

Dari pengkajian dan studi teknis dibeberapa kabupaten kota termasuk di Tanjungpinang, pihaknya masih belum menemukan situs sejarah di Dompak.

"Istana Kota Piring di Kampung Melayu tetap sebagai situs sejarah. Bahkan kita sekarang akan melaksanakan eskavasi terhadap situs-situs sejarah yang ada di Kepri termasuk Istana Kota Piring, dan Kota Rebah," paparnya.

Pada intinya, ucap Riawina pihaknya hanya menamakan kantor gubernur di Dompak atau disebut Komplek Pemerintahan Kepri dengan nama Istana Kota Piring.

"Sekarang kita memberi namanya dengan nama yang lebih ke sejarah. Agar masyakat tau kita penuh dengan sejarah," ucap Riawina. (Antara)

Editor: Evy R. Syamsir

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE