Bupati Karimun Minta Dinkes Serius Tangani DBD

id Bupati,Karimun,Dinkes,Serius,Tangani,DBD,demam,berdarah

Karimun (Antara Kepri) - Bupati Karimun, Kepulauan Riau, Nurdin Basirun, meminta Dinas Kesehatan serius menangani serangan demam berdarah dengue yang sepanjang 2014 telah mencapai 277 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak tujuh orang.

"Wabah DBD sudah sangat mengkhawatirkan. Saya minta Dinkes lebih maksimal dalam melakukan penanganan dan langkah-langkah tanggap dan cepat untuk mengatasinya," katanya di Tanjung Balai Karimun, Senin.

Nurdin meminta Dinkes berkoordinasi lebih intensif dengan pihak-pihak terkait, mulai dari kecamatan, kelurahan dan desa, hingga RT dan RW, dan termasuk memberdayakan kader-kader posyandu dalam melakukan antisipasi agar wabah tersebut tidak makin meluas dan menambah korban.

Berdasarkan data yang ia peroleh, wabah DBD sebagian besar menyerang anak-anak dan balita.

Oleh karena itu, ia berharap seluruh perangkat di lingkungan Dinkes diberdayakan untuk memantau kondisi kesehatan masyarakat, terutama anak-anak, agar segera mendapatkan pertolongan jika menderita demam panas tinggi mirip gejala DBD.

"Pertolongan medis yang lambat bisa mengancam jiwa anak-anak dan balita. Karena itu, semua pihak harus waspada. Libatkan perangkat pemerintahan di tingkat paling bawah, termasuk RT dan RW," katanya.

Nurdin juga meminta satuan kerja perangkat daerah lain yang terkait, agar turut bersama-sama mencegah mewabahnya penyakit yang ditularkan lewat nyamuk aedes aegypti itu.

"Semuanya harus terlibat, terutama SKPD yang mengurus masalah kebersihan dan lingkungan. Wabah DBD menular akibat nyamuk, karena itu sarang berkembangbiaknya nyamuk harus diberantas. Sosialisasikan kepada masyarakat dan kalau perlu 'paksa' mereka agar membersihkan lingkungan," kata dia.

Bupati Nurdin Basirun pada Minggu (28/9) juga menggelar rapat mendadak dengan Dinkes dan sejumlah pimpinan SKPD khusus membahas penanganan wabah DBD.

Dalam rapat yang digelar tertutup itu, ia mengatakan telah menekankan kepada masing-masing SKPD agar serius menjalankan tugas dan fungsinya dalam mewujudkan masyarakat yang sehat.

Usai rapat, ia juga meninjau daerah endemik DBD, yaitu di kawasan padat penduduk di Pulau Kambing, Kelurahan Sei Lakam Barat, Kecamatan Karimun, kawasan yang paling banyak memakan korban wabah DBD.

Dalam tinjauannya itu, ia sempat mempertanyakan kepada lurah dan RT soal kondisi lingkungan yang kumuh, banyak sampah, dan tempat-tempat berisi genangan air.

"Seharusnya semua pihak peduli dengan lingkungannya. Jangan sampai sudah muncul wabah penyakit baru sibuk mengatasinya," katanya,

Kepala Dinas Kesehatan Karimun Sensissiana mengatakan pihaknya telah melakukan langkah-langkah, bekerja sama dengan sejumlah pihak terkait untuk mencegah makin luas serangan DBD.

"Kita sudah berkoordinasi dengan kecamatan, kelurahan dan desa, termasuk mengerahkan kader-kader posyandu untuk membagi-bagikan serbuk abate kepada masyarakat. Serbuk abate itu ditebar di bak-bak mandi untuk membasmi nyamuk jentik," katanya.

Ia mengatakan telah menggencarkan sosialisasi gerakapan 3M Plus, Menguras, Menutup, dan Membakar, serta ditambah dengan melakukan "fogging" atau pengasapan terhadap kawasan yang terkena DBD.

"'Fogging' dilakukan kalau ada temuan kasus. Sedangkan gerakan 3M Plus kita sosialisasikan hingga tingkat desa, dan termasuk juga melalui media," katanya.

Ia juga kembali mengingatkan masyarakat untuk segera memeriksakan diri atau keluarganya ke puskesmas atau rumah sakit jika mengalami demam panas tinggi mirip gejala DBD.

"Tujuh korban meninggal dunia itu akibat pertolongan medis yang lambat. Saat sudah dirawat kondisinya sudah kritis," katanya.

Ia mengatakan pentingnya masyarakat mengenali gejala DBD, di antaranya demam panas tinggi 2-7 hari, nyeri perut, perdarahan berupa bintik-bintik merah di kulit atau mimisan, gusi berdarah, "shock", lemah, kulit dingin, dan basah hingga pingsan.

"Kalau dua hari demam tidak juga berkurang, segera berobat ke dokter," katanya.

Dinkes, kata dia lagi, sejak Juli 2014 telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk serangan DBD.

Dari 277 kasus DBD sepanjang 2014, sebanyak 122 kasus berasal Kecamatan Karimun, 61 dari Kecamatan Meral, 55 di Tebing, 19 di Kundur, 2 di Kundur Utara dan Kundur Barat dari 1 kasus di Kecamatan Moro. Sebanyak tujuh penderita meninggal dunia yang terdiri dari enam anak-anak dan satu dewasa.

"Sekitar 90 persen dari 277 kasus itu menyerang anak-anak dan balita," kata dia.

Berdasarkan data Dinkes, penderita DBD pada 2011 tercatat 117 kasus, dua orang meninggal dunia, pada 2012 sebanyak 76 kasus, satu meninggal dunia, sedangkan pada 2013 sebanyak 84 kasus, dua orang meninggal dunia. (Antara)

Editor: M.H Atmoko

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE