Tonggak Kayu Penanda Buruan Penyu

id Tonggak, Kayu, Penanda, Buruan, Penyu,

         Rona jingga sang mentari senja baru saja berkelebat ditelan malam. Namun, tiupan angin sepoi di Pantai Sisi, Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, seakan mengajak siapa pun yang terbiasa dengan gelapnya suasana pantai untuk segera menyusurinya.

        Penyusuran pantai berpasir putih sepanjang 7 kilometer pada malam buta itu bukanlah tanpa alasan, melainkan untuk melihat secara langsung penyu sisik yang biasanya naik ke darat, lalu bertelur di antara panasnya gundukan pasir di bawah rimbunan pohon rhu dan pandan laut.

        "Biasanya, malam jam segini penyu dah mulai naik. 'Moh' kita berjalan," ujar Sahril, warga Serasan, seraya melihat jam tangannya yang menunjukkan hampir pukul 20.00 WIB.

        Arah yang dituntun Sahril menyusuri pantai Sisi dari Kampung Genting menuju Kampung Payak. Pantai Sisi bentuknya melengkung seperti busur panah membentang dari Kampung Payak hingga Kampung Jemalik.

        Saat siang hari keindahan pantai ini terlihat jelas, pasir putih dengan laut nan biru berair jernih berhiaskan pokok rhu dan pandan laut yang tumbuh di sepanjang bibir pantai.

        Saat malam, deburan ombaknya terdengar berirama seakan mengantar para penyu ke pantai dengan taburan bintang di langit gelap.

        Taklama berjalan menyusuri pantai, Sahril tiba-tiba berhenti. Senter yang dibawanya mengarah ke pasir pantai yang membentuk garis berlapis seperti rel dari arah laut ke darat pinggir pantai.

        Kami pun berlari ke arah tumpukan bibir pasir pantai menyusuri garis rel. Namun, Sahril berhenti dan menyenter tonggak kayu yang  menancap gundukan pasir berlobang.

        "Kita kalah cepat. Telur penyunya dah diambil," ujar Herman, aktivis lingkungan di Serasan yang juga ikut dalam perburuan mencari jejak penyu sisik.

        Menurut dia, pancangan batangan kayu di ujung garis rel yang terlihat gembur bekas galian sebagai penanda bahwa telur penyu yang ada di lubang tersebut telah diambil.

        "Inilah tradisi dari para pemburu telur penyu," ungkap Herman yang diiyakan Sahril.

        Walau temuan pertama kami tak membuahkan hasil, semangat untuk menyusuri pantai Sisi pada malam gelap itu tak terbendung. Apatah lagi rel yang terbentuk di pasir merupakan kibasan tungkai penyu. Melihat lebar kibasan tungkai yang membentuk seperti rel itu, diyakini penyunya berukuran besar.

        "Kelihatannya ini penyu sisik. Cukup besar penyunya," ujar Herman yang juga mantan aktivis Coremap (Coral Reef Rehabilitation and Management Program).

        Penyusuran pantai mencari penyu bertelur terus dijalani. Namun, selanjutnya makin ke arah Kampung Payak dengan gua yang dipenuhi kelelawar makin sering kami menemui jejak penyu naik ke darat dan ujung-ujungnya terdapat tancapan batangan kayu.

        "Saya heran, cepat betul pencari telur penyu datang. Apa mereka tahu, ya, malam ini penyu naik ke darat lebih cepat?" gerutu Sahril yang juga Ketua Kelompok Pelestari Penyu di Pantai Sisi.

        Kekesalan Sahril akan adanya pencuri telur penyu tidak saja terbukti dengan jejak baru penyu di pasir pantai, tetapi juga kelibatan cahaya senter yang menjauh dari pantai, lalu menghilang dengan suara mesin boat tempel.

        Sahril dan Herman hanya dapat bergumam akan ulah kalah cepat mereka dengan sang pemburu telur penyu. "Paling orang kampung sebelah," gumam Herman.

        Kekesalan dua pelestari penyu ini cukup beralasan karena mereka telah menyosialisasikan kepada masyarakat perihal pentingnya menjaga kelangsungan hewan bertempurung itu. Hal inilah yang mendorong Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau membuat rumah penangkaran penyu di pinggir Pantai Sisi, Kampung Genting.

        "Pantai Sisi, Pulau Serasan merupakan habitat penyu. Tiap malam penyu mendarat dan bertelur di sana. Itu sebabnya kami membangun rumah penangkaran di sana," kata Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Dr. Eddiwan ketika ditemui perihal kelestarian penyu natuna.

        Menurut dia, kawasan pesisir Kepulauan Riau seperti di Pulau Serasan dan pulau-pulau kecil lain di sekitarnya merupakan habitat penyu yang terdiri atas beberapa jenis. Tidak hanya penyu hijau dan sisik, tetapi juga penyu belimbing.

        Ia menegaskan bahwa hal itu sudah menjadi tradisi bagi masyarakat yang bermukim di perairan Kabupaten Natuna mengonsumsi telur penyu. Bagi masyarakat di sana telur penyu berlimpah dan dengan mudah ditemui di pasir pantai.

        Menurut dia, perburuan penyu tidak hanya dilakukan masyarakat lokal yang mengambil telurnya, tetapi perburuan yang lebih sadis juga dilakukan para nelayan asing, terutama dari Thailand dan Vietnam. Nelayan asing ini malah membunuh penyu yang ditemuinya untuk diambil cangkang dan dagingnya.

        Dari laporan yang kerab diterimanya dari masyarakat, para komplotan pemburu penyu ini mempergunakan kapal induk, yakni kapal ikan berukuran besar, lalu mereka menjelajah pulau-pulau yang menjadi habitat penyu dengan kapal cepat berukuran kecil.

        "Tindakan biadab ini merupakan ancaman kelestarian penyu. Masalah ini hingga kini belum tertangani. Padahal, hewan tersebut dapat jadi sumber pendapatan masyarakat dengan pola wisata," ungkap Eddiwan.

        Itu sebabnya, lanjut dia, pihaknya berinisiatif melestarikan keberadaan penyu di Pantai Sisi dengan membangun rumah penangkaran agar penyu dapat bertelur dengan aman dan berkembang biak. Selain itu, wisatawan yang mendatangi Pantai Sisi dapat melihat langsung keberadaan hewan langka itu.

        "Masyarakat dilibatkan dalam pengelolaan ekowisata ini. Tujuannya agar mereka tidak lagi menjadi pemburu penyu, tetapi pelestari penyu, dan kelak ekonomi mereka juga meningkat," harap Eddiwan.

        Apa yang diinginkan Eddiwan mungkin akan tercapai jika saja pengawasan di sepanjang Pantai Sisi pada malam hari di perketat, tentu wisata malam untuk melihat penyu bertelur dapat terwujud. Dan, wisatawan yang menyusuri pantai tidak lagi menemukan jejak penyu dan tonggak kayu yang menandakan telur penyu telah diambil. (Antara)

Editor: Kliwantoro

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE