TPA Tanjungpinang Produk Gas Methan untuk Listrik

id TPA Tanjungpinang, Produk Gas, Methan untuk Listrik

Tanjungpinang (Antara Kepri) - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ganet Kota Tanjungpinang memproduksi gas  methan dari sampah organik yang menghasilkan energi listrik 10.000 kilowatt dan telah dimanfaatkan  15 kepala keluarga disekitar TPA.

"Gas methan yang kita kembangkan dari 2013 hingga saat ini mampu mensuplai listrik sebanyak 10.000 KW, sudah disalurkan dan langsung dimanfaatkan masyarakat sekitaran TPA sekitar 15 KK," kata Koordinator TPA Kota Tanjungpinang, Satria Suprayoga, Kamis.

Dalam pemanfaatan sampah menjadi sumber daya energi menurutnya, untuk Provinsi Kepri hanya Kota Tanjungpinang yang melakukannya.

"Setahu saya, di Kepri pengembangan methan ini hanya di Kota Tanjungpinang, " kata Satria pada Antara.

Manfaat methan yang kini sudah bisa dirasakan masyarakat, menurutnya berawal dari UU No.18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, ditambah lagi, sampah yang dibuang ke TPA mencapai 400 meter kubik  perhari.

Dari acuan amanat UU serta potensi yang ada, TPA yang berada di bawah naungan  Dinas Tata kota Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang, memanfaatkannya dengan menjadikan sampah sebagai sumber
daya, dengan langkah awal memilah sampah organik dan anorganik.

"Ketika sampah datang, kami memberikan 15 menit kesempatan kepada pemulung untuk mengambil sampah anorganik secara gratis, untuk meningkatkan perekonomian mereka, " paparnya.

Setelah itu, sampah organik yang tersisa di TPA ujar Satria, diberdayakan menjadi kompos serta ditimbun selama 1 bulan sehingga mengalami degradasi menghasilkan gas yang didominasi CH4 (methan) 40 persen, carbon dioksida  (CO2) 30 persen selebihnya mengandung H2S, H2O dan NHO3.

Mengingat CH4 atau methan itu berbahaya dan dapat merusak lapisan ozon, sehingga sambung Satria, diperlukan proses pembakaran yang output-nya menghasilkan CO2 sebagai gas yang tidak berbahaya untuk ozon. Hasilnya, berupa gas yang mampu ditangkap TPA Ganet mencapai 160 meter kubik/jam.

"Jika kita bandingkan dengan elpiji, 1 kubik gas methan setara dengan 1,5 kg elpiji," katanya.

Dengan menyalanya bohlam serta menghasilkan api biru untuk memasak, pihaknya akan terus mengembangkan methan menjadi suatu sumber daya yang baru dan bisa dirasakan seluruh masyarakat Kota Tanjungpinang. (Antara)

Editor: Evy R. Syamsir

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE