Batam (Antara Kepri) - Bank Permata Tbk membukukan laba Rp5,32 triliun sepanjang kuartal III tahun 2014 atau tujuh persen yoy dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp4,98 triliun.
Dalam rilis Bank Permata yang disampaikan Head Corporate Affairs Bank Permata, Leila Djafaar di Batam, Jumat, laba bersih yang diterima perusahaan setelah pajak mencapai Rp1,24 triliun.
Peningkatan pendapatan operasional Bank Permata didorong pertumbuhan pada pendapatan bunga bersih yang tipis dan pertumbuhan yang kuat pada pendapatan berbasis biaya.
Pendapatan bunga bersih tumbuh dua persen yoy menjadi Rp4,1 triliun ditopang oleh pertumbuhan kredit 12 persen yoy, meski di-"offset" dengan penurunan margin.
Direktur Keuangan Bank Permata Sandeep Jain mengatakan pada kuartal III tahun 2014, industri perbankan dihadapkan pada tantangan atas biaya pendanaan yang lebih tinggi dan pertumbuhan bisnis yang lebih lambat.
"Kami akan terus memonitor perkembangan kondisi ekonomi makro dan menyesuaikan strategi agar dapat menghasilkan pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan," kata dia.
Sementara itu, peningkatan pendapatan berbasis biaya naik 28 persen yoy menjadi Rp1,2 triliun didukung kinerja yang lebih kuat di bisnis "bancassurance" dan "Trade finance" serta aktivitas transaksi berbasis biaya lainnya.
Bank Permata juga secara terus menerus berinvestasi pada pengembangan sumber daya manusia, teknologi, jaringan dan kantor cabang sehingga biaya operasional mencapai Rp3,3 triliun meningkat sembilan persen dibandingkan periode yang sama tahun 2013.
Sedangkan kredit, termasuk pembiayaan syariah, tumbuh 12 persen yoy menjadi Rp130 triliun pada akhir September 2014.
Pertumbuhan kredit didorong pertumbuhan sektor UKM dan pasar korporasi menengah lokal melalui bisnis "trade finance" dan produk-produk pinjaman perseroan. Dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2013, kredit tumbuh 10 persen yang mencerminkan kondisi likuiditas yang masih ketat.
Bank Permata mengumumkan, total aset per 30 September 2014 mencapai Rp185 triliun, naik dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat hanya Rp155 triliun.
Perseroan juga berhasil mengelola likuiditasnya di tengah persaingan untuk mendapatkan pendanaan dan menurunnya permintaan atas pinjaman dengan mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 20 persen menjadi Rp147 triliun, sehingga rasio loan to deposit ratio (LDR) membaik menjadi 88,1 persen dibandingkan catatan tahun lalu 94,5 persen..
Permata Bank juga mempertahankan tingkat permodalan yang baik terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) dan mengakhiri periode dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 13,2 persen. Ekuitas tumbuh 22 persen menjadi Rp16,7 triliun pada akhir September 2014 didorong oleh tuntasnya right issue pada awal 2014.
Tantangan kondisi ekonomi makro yang dihadapi sejak 2013 juga turut berdampak pada Non Performing Loan (NPL) tercermin pada rasion NPL gross dan NPL Net yang meningkat dari 1,1 persen dan 0,3 persen tahun lalu menjadi 1,4 persen dan 0,8 persen pada akhir September 2014.
Sementara untuk memperkuat modal, Bank Permata menyelesaikan penerbitan obligasi subordinasi pada Oktober yang sejalan dengan ketentuan Basel-3 dan memperoleh total dana bruto sebesar Rp700 miliar. Secara pro-forma, hasil dari obligasi itu akan meningkatkan posisi rasio CAR perseroan pada posisi September 2014 sebesar 50 bps. (Antara)
Editor: Rusdianto
Berita Terkait
Terapkan Fuel Card 5.0, Pemkot Batam libatkan tiga perbankan
Kamis, 14 Maret 2024 15:48 Wib
BI dukung Program Makan Siang Gratis selama tak timbulkan instabilitas keuangan
Sabtu, 9 Maret 2024 10:52 Wib
Golkar undang Rocky Gerung di peluncuran buku "Jalan Tengah Golongan Karya"
Senin, 26 Februari 2024 17:02 Wib
Kejati Kepri tahan pejabat BPR Bestari Tanjungpinang
Kamis, 22 Februari 2024 17:45 Wib
Polisi tahan pelajar tersangka pembobolan mesin ATM
Kamis, 22 Februari 2024 6:32 Wib
Sandera KKB di Papua minta bantuan obat dan buku
Jumat, 9 Februari 2024 17:26 Wib
Begini tanggapan OJK terkait laporan dugaan hilangnya deposito Rp13,5 miliar di BVS
Minggu, 7 Januari 2024 12:35 Wib
Bank Sentral Israel sebut perang bebani perekonomian negara
Rabu, 3 Januari 2024 7:28 Wib
Komentar