Yusfa Ubah Wajah Wisata Batam

id Yusfa,hendri,Ubah,Wajah,Wisata,bahari,Batam

Yusfa Ubah Wajah Wisata Batam

Yusfa Hendri, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam (antarakepri.com)

SELAMA berpuluh-puluh tahun, Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau hanya dikenal sebagai kota industri yang bertetangga dengan Singapura, hanya sedikit yang tahu kota kepulauan itu memiliki potensi pariwisata maritim yang tidak kalah dengan Raja Ampat.

Pada era 1990-an hingga awal 2000, industri pariwisata di Batam tidak menarik, kalah jauh dibanding industri manufaktur, galangan kapal dan jasa perdagangan yang memang menjadi primadona di Selat Malaka.

Meski begitu, angka kunjungan pariwisata ke Batam terus meningkat. Bahkan Kementerian Pariwisata menghitung Batam menjadi gerbang masuk wisatawan mancanegara terbesar ketiga setelah Singapura dan Malaysia.

Letak geografisnya yang berdekatan dengan Singapura (Singapura-Batam hanya berjarak tempuh sekitar 40 menit manggunakan kapal cepat) yang menyebabkan banyak wisman asal Negara Jiran berkunjung.

Sayangnya, potensi kedekatan geografis itu tidak dimanfaatkan penuh oleh pemerintah dan pelaku industri pariwisata. Hingga wisman yang datang hanya untuk berwisata singkat.

Bahkan kala itu, pariwisata Batam hanya dikenal untuk wisata "esek-esek" dan hiburan malam.

Citra "esek-esek" itulah yang dicoba diputar balik oleh Yusfa Hendri, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam dengan mengemas berbagai potensi wisata religi dan pariwisata bahari.

Wisata bahari

Pelan-pelan tapi pasti, Yusfa Hendri mengubah wajah pariwisata Batam, dari wisata "mesum" menjadi wisata "sehat". Bersama rekannya di jajaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, ia menyusun delapan jenis wisata yaitu wisata bahari, wisata belanja, wisata kuliner, wisata olahraga, wisata budaya, wisata religi, wisata sejarah dan hiburan lainnya.

Bersamaan dengan visi poros maritim yang digaungkan Presiden Joko Widodo, pria kelahiran Dumai 13 September 1969 itu pun lebih mempromosikan wisata bahari.

"Batam kaya akan potensi wisata bahari. Batam punya ratusan pulau yang cantik. Sangat sayang bila tidak dimanfaatkan," kata dia.

Yusfa pun menggandeng masyarakat sekitar untuk bersama-sama pemerintah memberdayakan kawasan pesisir sebagai kawasan pariwisata, sesuai dengan visi ekonomi kerakyatan yang digadang-gadangkan Presiden Joko Widodo.

Menurut pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Humas Pemkot Batam itu, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam meyukseskan pariwisata bahari, perlu dukungan masyarakat dalam menjaga dan melayani pelancong dalam dan luar negeri.

Dari banyak lokasi potensi pariwisata bahari yang ada di Batam, satu yang paling diunggulkan adalah lokasi wisata Kepulauan Abang.

"Pulau Abang itu sangat tepat dikembangkan sebagai lokasi pariwisata memancing, menyelam, dan snorkling," kata dia.

Kepuluan Abang yang terdiri dari Pulau Abang Besar, Pulau Ranuh dan Pulau Pengalap memiliki Taman laut yang kaya akan terumbu karang hidup.

"Di Pulau Abang banyak dijumpai ikan teri hijau dan ikan hias lainnya. Taman laut ini dapat dimanfaatkan untuk kegiatan menyelam dan snorkling," kata dia bercerita.

Tidak sekedar visi, Yusfa benar-benar menggali potensi pariwisata bahari dan mengundang ratusan wisatawan untuk melihat keindahan dan daya tarik Kepulauan Abang dalam wisata memancing dan menyelam dalam Batam Fishing Diving and Sport Tourism (BFST) di Pulau Abang, 18-19 Oktober 2014.

Dalam acara dua hari itu, peserta diajak memancing di sekitar pulau abang menggunakan kapal kayu pompong bersama masyarakat lokal.

Sedangkan untuk wisata menyelam dalam BFST, pemerintah membukanya untuk umum dengan menyiapkan perlengkapan menyelam standar bagi wisatawan yang ingin ikut melihat keindahan bawah laut Pulau Abang secara gratis.

"Kami akan antar ke beberapa spot menyelam," kata ayah dari Muhammad Isra Reskitama, Wahyu Rizqi Saputra, Nadhira Ayu Reski Faza dan Nabila Ayu Reski Nada itu.

Dalam acara itu, Pemkot juga akan Pramuka Saka Pariwisata dan mengukuhkan Kelompok Sadar Wisata Batam.

Tujuh wisata lainnya

Selain wisata bahari, Yusfa tidak lupa untuk ikut mengembangkan tujuh sektor wisata lainnya. Dan terkadang, menggabungkan sektor wisata lain dengan wisata bahari.

Wisata olahraga misalnya, dalam beberapa kesempatan Yusfa mengawinkan olahraga dengan bahari. Misalnya saja pada Tour De Barelang dan Tour De Kepri yang dilaksanakan pertengahan Oktober.

Dalam dua balap sepeda itu, Yusfa mengajak para peserta yang umumnya dari luar negeri itu untuk menelusuri enam rangkaian Jembatan Barelang yang menyuguhkan pemandangan perairan dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.

"Jadi sepanjang rute, pembalap akan melihat indahnya bahari di Batam. Harapannya, mereka akan mempromosikan Batam kepada keluarga dan teman-temannya di negara asal. Dan mereka kembali untuk liburan," kata Yusfa.

Begitu pula dengan wisata budaya dan wisata kuliner. Yusfa meramunya dengan "bumbu" wisata bahari.

"Karena akarnya memang bahari, jadi secara tidak langsung akan kembali pada wisata bahari," kata dia.

Pada acara wisata budaya Festival Kampung Tua yang rencananya digelar 14-15 November 2014, Yusfa mengajak masyarakat berkumpul di satu kampung tua, Batu Besar.

Pada festival itu akan ditampilkan berbagai kesenian masyarakat tempatan yang berakarkan pada budaya maritim.

Acara itu juga akan menyajikan kuliner khas masyarakat tempatan, yang umumnya makanan laut.

"Kami harapkan kegiatan ini menjadikan kampung tua sebagai salah satu destinasi wisata, karena trend wisata juga kembali mencari alami. Pariwisata yang menawarkan modernitas sudah kalah," kata suami dari Tetty Sandra Mila.

Ubah citra


Dengan berbagai upaya yang dilancarkan Yusfa, kini wajah pariwisata di Batam sudah tidak lagi buruk.

Angka kunjungan wisman pun terus bertambah tiap tahun, begitu pula dengan kunjungan wisatawan domestik.

Turis kini tidak lagi memenuhi panti pijat "plus plus" dan tempat hiburan malam. Wisatawan mulai beralih ke pantai dan pulau-pulau untuk menikmati wisata bahari Batam.

"Alhamdulillah, wisata bahari Batam kian menjadi daya tarik wisman," kata Yusfa. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE