Soerya Respationo Jadi Tameng Hidup Ditengah Desingan Peluru

id Soerya Respationo: Tameng, Hidup Ditengah ,Desingan Peluru

Soerya Respationo Jadi Tameng Hidup Ditengah Desingan Peluru

Wakil Gubernur Kepri Soerya Respationo (antarakepri.com)

Seperti berada di medan perang, Rabu (19/11) malam peluru tajam berterbangan di udara, lalu menabrak dinding-dinding dingin Markas Komando Brigade Mobil Kepolisian Daerah Kepulauan Riau, kemudian jatuh terkulai di atas tanah yang keras.

Sebagian di antara peluru menembus kaca hingga bunyinya seperti teror maha dasyat yang mengancam keselamatan jiwa orang-orang yang berada di dalam Gedung Mako Brimob yang berada dipinggir jalan trans Barelang, Tembesi, Batam.
    
Hampir semua orang sipil yang berada di dalam gedung terduduk, jongkok dengan muka pucat pasi. Tangan-tangannya dingin, dan bibirnya terus melafalkan doa keselamatan. Mereka khawatir ada sesongsong peluru yang masuk ke dalam gedung.
    
Di antara belasan warga sipil itu, ada seorang yang terlihat tetap tenang, meski raut kekhawatiran sekilas nampak dalam parasnya yang tegap.

Orang itu adalah Wakil Gubernur Kepulauan Riau, Soerya Respationo. Bapak Wong Cilik, begitu sebutannya.

Tameng Hidup
 
Meski hanya warga sipil, Wagub bersikap gagah layaknya perwira. Dia tetap tegap, seakan tidak takut dengan peluru-peluru ganas. 

"Kami baik-baik saja. Aman," kata dia meyakinkan semua orang.

Dari dalam Mako Brimob, ia masih menyempatkan diri mengangkat telepon wartawan. Melalui sambungan telepon di televisi, ia meyakinkan seluruh warga Indonesia bahwa semuanya baik-baik saja. Dan melalui sambungan telepon pula, ia menolak ajakan untuk ke luar Mako Brimob. Wakil Gubernur memilih mengabaikan keselamatannya sendiri.
    
Padahal bisa saja ia menerima tawaran ke luar dari Mako dengan sejumlah pengamanan, karena situasi yang semakin tidak kondusif. Tapi tidak, ia memilih untuk tetap tinggal bersama prajurit Brimob lainnya.
    
"Saya tidak akan ke luar. Saya akan terus berada di sini hingga Pangdam datang. Saya bertanggung jawab atas keamanan di wilayah ini," kata Wakil Gubernur heroik.
    
Ia khawatir, jika ke luar dari Mako Brimob, maka tembakan makin banyak datang dan akhirnya menghancurkan gedung dan aparat yang berada di dalamnya.
    
Begitulah, Wakil Gubernur bertindak bagaikan tameng hidup yang berusaha menghindarkan kehancuran di Mako Brimob. Dengan kehadirannya di Mako, ia berharap tidak ada pihak yang berani masuk, merusak hingga membunuh personel Brimob yang berada di dalam gedung.

Tolak rompi
 
Pada jam-jam pertama kekacauan itu, Wakil Gubernur menolak menggunakan rompi anti peluru. Padahal rompi itu penting untuk melindungi nyawanya dari gempuran peluru tajam.
    
Agaknya ia sangat yakin kondisi akan cepat aman kembali. Para komandan aparat keamanan bisa mengendalikan situasi tanpa harus ada pertumpahan darah. "Masih aman," begitu kata Wakil Gubernur yang ditiru fotografer Pemprov Kepri Kanwa.
    
Dalam pengamanan lanjutan di ruangan Kasat Brimob, Soerya tetap menolak menggunakan rompi anti peluru. Padahal kala itu suara tembakan semakin banyak dan menderu di ujung telinga. Ia tetap yakin pada aparat keamanan.
    
Hingga Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Winston Simanjuntak datang dan perlahan intensitas tembakan berkurang. Wakil Gubernur akhirnya memenuhi protap untuk menggunakan rompi anti peluru sebelum ke luar menemui masyarakat yang mulai memenuhi Mako Brimob.
    
Staf Humas Pemprov Kepri yang menemani Wagub, Patrick Nababan bercerita, saat Wagub masih dalam pengamanan di ruang Kasat Brimob, ia mendengar kabar dari "walkie talkie" bahwa seseorang terkena tembakkan. Tidak lama, deru mesiu semakin kencang dan banyak. "Sampai kami berfikir, matilah kami ini," kata Patrick.
    
Namun, tidak lama kemudian, tiba-tiba suara tembakkan berhenti. Dan terdengar suara masyarakat yang mendatangi mako Brimob sambil bernyanyi Indonesia Raya dan Padamu Negeri.
    
"Saat itulah Romo (panggilan akrab Wagub Kepri-red) ke luar menggunakan rompi anti peluru untuk menenangkan masyarakat," kata Patrick bercerita.
    
Kepada masyarakat, Wakil Gubernur meminta agar tetap tenang karena pemerintah akan berupaya untuk mengembalikan keamanan di Batam.

Upayakan perdamaian
 
Meski kondisi sudah tenang dan suara tembakkan berhenti, namun Wakil Gubernur belum mau pulang ke rumah. Ia ingin memastikan perdamaian terjadi antara TNI dan Polri.
    
Fotografer pemprov Kanwa bercerita, usai menemui masyarakat yang memadati halaman dalam Mako Brimob, Wakil Gubernur memutuskan untuk kembali masuk ke dalam ruangan Kasat Brimob. Hingga ia dijemput Komandan Resimen Militer (Danrem) 033 Wira Pratama (WP) Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Eko Margiono.
    
Bersama Danrem, Wakil Gubernur kemudian pergi ke Markas Yonif 134 yang lokasinya sekitar 2 km dari Mako Brimob Polda Kepri. Agaknya ia berusaha untuk menengahi permasalahan dan mencari penyelesaian masalah.
    
"Saya tidak tahu apa pembicaraan di sana, karena saya menunggu Romo di Mako Brimob," kata Kanwa.
    
Tidak selesai sampai situ, kemudian Wakil Gubernur kembali lagi ke Mako Brimob untuk menemui masyarakat dan mengadakan sejumlah pertemuan dengan petinggi TNI dan Polri.
    
"Itu semua baru selesai sekitar jam 03.00 pagi. Baru setelah itu kami semua pulang," kata Kanwa yang terus mendampingi Wakil Gubernur.
    
Sebelumnya, sesaat sebelum tembakan meletus di Mako Brimob, Wakil Gubernur Kepri berupaya mendamaikan hubungan antara Brimob Polda Kepri dengan Yonif 134 Tuah Sakti TNI AD yang sempat terlibat keributan di pagi harinya. Ia datang ke Mako Brimob dengan segudang ide untuk menyatukan kedua aparat keamanan.
    
"Pemprov akan membuatkan pos bersama, untuk mencegah hal yang tidak diinginkan," kata Wakil Gubernur kala itu.
    
Menurut Wagub, pertikaian yang terjadi antara Brimob dengan Yonif 134 Tuah Sakti akibat kurangnya komunikasi di antara dua lembaga.  Keberadaan pos bersama diharapkan dapat menjadi jembatan hubungan yang baik antara dua aparat keamanan.
    
"Masalah ini karena masing-masing korps tidak saling kenal. Seperti pepatah, tidak kenal maka tidak sayang," kata dia.
    
Pemprov berencana membangun Pos Bersama di Jembatan Dua Barelang, yang lokasinya berdekatan dengan Markas Brimob dan Markas Yonif 134.
    
Selain Pos Bersama, Pemprov juga akan membuat berbagai kegiatan yang melibatkan prajurit TNI dan Polri.
    
"Bentuknya bisa seperti panggung bersama. Nanti bisa dangdutan. Pokoknya bisa bikin akrab," kata dia. (Antara)


Editor: Evy R. Syamsir

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE