PLN Ranai Diminta Bertanggung Jawab soal Pemadaman Listrik

id PLN,demo,Ranai,Pemadaman,natuna,Listrik

PLN Ranai Diminta Bertanggung Jawab soal Pemadaman Listrik

Salah seorang pengunjuk rasa membawa spanduk dalam unjuk rasa ratusan warga di Kantor PLN Ranai, Selasa (25/11). (antarakepri.com/Zam Jambak)

Natuna (Antara Kepri) - PT PLN Persero Rayon Ranai, Natuna diminta bertanggung jawab soal pemadaman listrik yang menurut warga setempat telah menimbulkan kerugian berupa rusaknya peralatan elektronik.

"Kami minta PLN Ranai bertanggung jawab atas seringnya mati listrik. Ganti mesin yang rusak, tidak ada lagi pemadaman," kata seorang warga dalam unjuk rasa di Kantor PLN Ranai di Jalan Datuk Kaya Muhammad Benteng, Ranai.

Warga yang berunjuk rasa pada Selasa (25/11) itu, juga meminta pihak PLN mengganti peralatan elektronik yang rusak akibat pemadaman listrik mendadak atau tidak beraturan.

"Kami minta agar manajer PLN diganti," teriak warga dalam unjuk rasa yang dilakukan aliansi ibu rumah tangga itu.

Demonstasi yang dimulai pukul 10.00  hingga 14.00 WIB itu sempat diwarnai aksi anarkis. Sejumlah kaca jendela dan atap kantor PLN Ranai pecah dan rusak dilempari dengan batu, botol bekas air mineral, tomat dan telur busuk.

Massa berjumlah sekitar 500 orang menuntut agar pihak PLN Rayon Ranai segera mengganti mesin yang rusak, dan meminta PLN memberikan kompensasi akibat pemadaman listrik.

Dalam demo tersebut, warga juga mengusung keranda mayat sebagai ekspresi atau seringnya pemadaman listrik. Bukan hanya itu, spanduk bertuliskan "PLN Bikin masyarakat Natuna Sengsara" juga mewarnai aksi itu. Tak ketinggalan, ibu-ibu rumah tangga juga membawa sejumlah peralatan dapur seperti panci, kuali dan periuk.

"PLN bukan membuat masyarakat senang, malahan bikin masyarakat sengsara. Lampu sering mati, ekonomi kami juga mati," teriak warga lagi sambil memukul panci dan periuk.

Sementara itu, koordinator lapangan (korlap) pendemo, Rahayu Kristinawati ketika dijumpai mengatakan, demo ini dilakukan menyusul pemadaman listrik yang tidak beraturan dari pihak PLN Rayon Ranai, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Dalam sehari katanya, hampir 10 kali terjadi pemadaman, sehingga menimbulkan kerusakan terutama alat-alat elektronik, alat listrik seperti bola lampu. Bahkan pembayaran tagihan listrik membengkak hingga dua kali lipat.

"Gimana tidak kesal, dalam sehari listrik mati bisa berkali-kali, sepuluh menit hidup lima jam mati, satu jam hidup 12 jam mati. Yang kami tidak terima adalah pembayaran listrik membengkak hingga dua kali lipat, bahkan alat elektronik juga banyak yang jadi korban," jelasnya.

Pihak pendemo mengancam akan mengerahkan massa dalam jumlah lebih banyak bila tuntutan mereka tidak dipenuhi.

Terpisah, Manajer PLN Rayon Ranai, Denny Arsady mengatakan, pemadaman listrik ini bukan kemauannya, akan tetapi disebabkan oleh dua mesin rusak, yaitu mesin 3 dan 6, sehingga mau tidak mau perlu dilakukan pemadaman.

"Kita juga tidak mau melakukan pemadaman, tetapi karena ada dua mesin yang rusak, maka perlu dilakukan pemadaman bergilir," ungkapnya.

Namun dia berjanji, semua tuntutan warga akan disampaikan kepada pihak PLN wilayah Kepri di Tanjungpinang. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE