Panglima: Bentrokan Batam Ditangani Melalui Tiga Aspek

id Panglima,Bentrokan Batam,brimob,tni,polri

Jakarta (Antara Kepri) - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengemukakan bentrokan antara anggota Batalyon Infanteri (Yonif) 134/Tuah Sakti dengan Brimob Polda Batam, di Batam, Kepulauan Riau, sudah ditangani dengan baik, melalui tiga aspek.

"Sudah ditangani dengan baik dan ada solusi-solusinya," kata Moeldoko saat memimpin upacara pelepasan Satuan Tugas (Satgas) Perdamaian TNI ke Lebanon di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu.

Tiga aspek itu, yakni penegakan hukum. Bagi yang terlibat, tidak ada kompromi, semua akan ditindak sesuai kesalahan berdasarkan hukum yang ada.

"Aspek kedua melalui perbaikan kesejahteraan. KSAD Jenderal TNI Gatot Nurmantyo akan membangun 120 rumah yang digunakan para prajurit," katanya.

Pembangunan itu karena selama ini ada banyak prajurit yang tinggal di luar kompleks. Selain itu, di dalam kompleks tentara, juga dibangun fasilitas umum seperti kolam renang, sarana olahraga, dan sebagainya. Semua itu untuk memberi kenyamanan anggota dan keluarganya.

Aspek ketiga adalah pembinaan. Para prajurit yang masih muda-muda dan punya kecendrungan ego yang tinggi, dibina dan dididik sehingga tidak mudah marah atau emosi.

"Batalyon Infanteri (Yonif) 134/Tuah Sakti akan dijadikan Batalyon Raider. Mereka harus diberi pemahaman dan pendidikan yang cukup. Ini semua dilakukan secara bersamaan," kata Panglima TNI.

Sebelumnya, Mabes TNI Angkatan Darat akan mengubah Batalyon Infanteri (Yonif) 134/Tuah Sakti di Batam menjadi Batalyon Raider. Setidaknya 500 personel, dari sekitar 700 anggota Yonif, akan dikirim menjalani pendidikan di Pusdik Passus, Batujajar, Jawa Barat.

Sedangkan, sekitar 100 personel lainnya menjalani pemeriksaan terkait kasus penyerangan ke Markas Brimob Polda Kepulauan Riau (Kepri).

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, saat ini tim investigasi kasus bentrokan tersebut belum selesai bekerja karena baru masuk dalam tahap penyidikan. Selanjutnya proses hukum dilakukan pada tingkat oditur militer untuk kemudian dijatuhkan sanksi bagi prajurit yang bersalah.

Meski demikian, dari laporan awal ini Gatot sudah bisa menyimpulkan bahwa nantinya pasti akan ada prajurit yang dipecat. "Pasti ada yang dipecat. Karena saya dapat laporan ada hal-hal yang memberatkan yang memungkinkan dia dipecat," kata Gatot usai menerima kontingan TNI AD usai mengikuti AARM ke-24 di Mabes TNI AD, Senin (8/12).

Mantan Pangkostrad itu menyebut, ada sekitar 100 personel yang menjalani pemeriksaan intensif terkait kasus yang merenggut satu korban tewas dari anggota TNI AD itu. "Saya harus benar-benar mencari. Lebih baik tidak menghukum daripada menghukum orang yang tidak bersalah," katanya.

Sedangkan, sekitar 500 personel lainnya yang tidak menjalani pemeriksaan, akan dikirim ke Pusdik Passus Batujajar guna menjalani pendidikan. Hal ini sebagai persiapan untuk mengubah Yonif 134 menjadi Yon Raider.

Dibutuhkan waktu kurang lebih empat bulan untuk menjadikan Yon Raider. Mereka yang menjalani pendidikan di Batujajar akan kembali ke Batam. Sedangkan, prajurit yang bersalah akan digantikan personel baru.

"Nanti akan menjadi Batalyon Raider yang dilengkapi persenjataan yang sesuai," ucap Gatot. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE