Disparsenibud Karimun Ambil Alih Balai Adat Melayu

id Disparsenibud,Karimun,Balai,Adat,Melayu

Karimun (Antara Kepri) - Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Karimun, Kepulauan Riau, mengambil alih pengelolaan Balai Adat Melayu yang terbengkalai tidak digunakan setelah dibangun sepuluh tahun silam.

"Tahun depan kami kelola dan benahi, pertama kami akan buat kantornya, baru asesoris dalam ruangannya kami sempurnakan," kata Kepala Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya (Disparsenibud) Karimun Syuryaminsyah di Tanjung Balai Karimun, Selasa.

Syuryaminsyah mengatakan, gedung Balai Adat Melayu yang masih satu kompleks dengan perkantoran Pemkab Karimun, selama ini terbengkalai dan tidak digunakan karena belum ada serah terima dari Pemerintah Provinsi Kepri selaku pihak yang membangun gedung itu.

Ia mengatakan, Pemprov baru menyerahkan aset gedung itu pada 2013 dengan surat No 03/BA-ST/PERLK/VI/2013. Disparsenibud ditunjuk sebagai pengelola gedung tersebut, menurut dia mengacu pada surat serah terima dari Sekda Karimun No 013/BASP-PLKP/2014.

"Jadi bukan kami tidak mau memperhatikan gedung itu. Tapi, serah terima dari Pemprov baru juga terealisasi 2013, dan penunjukan kami sebagai pengelola baru tahun ini. Dengan demikian, pengelolaan gedung itu baru kita mulai tahun anggaran 2015," ucapnya.

Menurut dia, gedung Balai Adat Melayu merupakan aset penting dalam upaya melestarikan adat istiadat dan budaya Melayu sebagai ciri khas Kabupaten Karimun.

Ia mengatakan, gedung tersebut nantinya akan dijadikan sebagai pusat pengembangan budaya Melayu, sekaligus menjadi pusat pembinaan generasi muda agar mengenal budaya daerahnya.

"Kita akan jadikan gedung itu pusat kebudayaan Melayu," tambah dia.

Gedung berbentuk panggung dengan ornamen khas Melayu itu sebelumnya mendapat kritikan dari sejumlah pihak. Ketua DPW Laskar Melayu Bersatu Provinsi Kepri Datuk Panglima Azman Zainal menyayangkan gedung yang dibangun dengan dana ratusan juta rupiah itu terbengkalai tidak digunakan.

"Gedung itu harusnya menjadi pusat kegiatan Lembaga Adat Melayu, selaku lembaga payung dan pagar negeri. Kenyataannya, gedung itu tidak difungsikan sebagaimana mestinya, Bangunannya mulai lapuk diterpa hujan dan terik matahari," kata dia.

Azman mengharapkan pemerintah daerah menyelamatkan aset daerah itu agar anggaran yang dihabiskan untuk pembangunannya tidak sia-sia.

"Sayang kalau tidak digunakan padahal pembangunannya menggunakan uang rakyat," ucap Azman Zainal. (Antara)

Editor: Nusarina Yuliastuti

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE