BI: Kepri Terlalu Bergantung pada Impor

id BI,Kepri,bank,Bergantung,Impor

Batam (Antara Kepri) - Bank Indonesia mengingatkan ketergantungan industri dan masyarakat Kepulauan Riau yang terlalu tinggi pada barang impor sehingga rentan pada kondisi ekonomi global dan pertumbuhan ekonomi yang kurang berkualitas.

"Tantangan yang akan dihadapi Kepri berupa ketergantungan impor yang tinggi," kata Kepala Kantor Bank Indonesia Kepri Gusti Raizal Eka Putra di Batam Kepri.

BI mencatat sepanjang 2014 total nilai impor Kepri setara dengan 59 persen PDRB, yang menyebabkan kontribusi net-ekspor terhadap PDRB hanya 20 persen.

Dari seluruh impor yang dilakukan, sebesar 90 persen untuk kebutuhan industri, kemudian 75 persen impor bahan baku atau barang antara dan 17 persen barang modal.

Ia menyebutkan secara sektoral ekonomi Kepri sebenarnya ditopang oleh sektor industri pengolahan yang menyumbang peranan hingga 50 persen dalam PDRB.

"Namun, sektor itu dinilai mengalami defisit tekbologi karena tingginya ketergantungan impor, baik untuk bahan baku, barang antara maupun barang modal," kata dia.

Selain bisa menyebabkan nilai tambah hasil produksi rendah dan rentan terhadap kondisi ekonomi global, ketergantungan impor juga dikhawatirkan akan berujung pada pertumbuhan ekonomi yang kurang berkualitas.

BI menyarankan agar sektor industri di Kepri didorong dan diarahkan pada ekonomi berbasis inovasi demi mengatasi tantangan itu.

"Sektor industri pengolahan perlu didorong melakukan substitusi impor melalui alih teknologi atau transfer teknologi dengan mengarahkan dan mempersiapkan produsen lokal untuk mendukung industri utama," kata dia.

Selain itu pemerintah dan industri harus mendorong kebijakan "local content".

BI percaya upaya itu akan menjadikan Kepri sebagai sentra produksi bagi manufaktur berorientasi ekspor pemasok barang-barang bernilai tambah tinggi ke pasar dunia," kata dia. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE