Batam (Antara Kepri) - Empat kapal perintis masing-masing KM Gunung Bintan, KM Terigas, KM Sabuk Nusantara 30 dan 39 yang biasa berlayar ke pulau-pulau di Provinsi Kepulauan Riau berhenti sementara, akibat tidak ada biaya untuk membeli bahan bakar.
"Masalah proses anggaran tahunan, karena BBM itu disubsidi pemerintah melalui Kementerian Perhubungan," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kepri Muramis di Batam, Rabu.
Ia mengatakan operasional seluruh kapal perintis yang melayari Kepri ditanggung Direktorat Perhubungan Laut. Dan biaya bahan bakarnya sedang proses lelang di Jakarta.
"Itu dilelang tiap tahun, dan belum selesai," kata dia.
Pemprov Kepri berharap proses lelang pengadaan BBM untuk kapal perintis segera selesai, agar bisa segera melayani kebutuhan masyarakat.
Mengenai tidak adanya pelayaran ke Natuna pada awal tahun ini, ia mengatakan sebenarnya tidak masalah, karena Dinas Perhubungan memang melarang pelayaran ke arah Laut Tiongkok Selatan.
"Pelayaran ke Natuna saat ini memang dilarang karena ombak tinggi," tutur dia.
Kapal Perintis yang boleh berlayar hanya KM Bukit Raya dan satu unit kapal lainnya yang menelusuri Pulau Tujuh sampai ke Pontianak.
KM Gunung Bintan, KM Terigas, KM Sabuk Nusantara 30 dan 39 saat ini berhenti melakukan pelayaran karena perubahan harga BBM memperlambat proses tender dan lelang dari Kementerian Perhubungan.
Sekretaris Komisi III DPRD Kepri Sofyan Samsir berharap proses tender dipercepat untuk kepentingan masyarakat.
"Supaya jangan sampai menunggu lama, karena masyarakat Kepri sangat membutuhkan kapal tersebut guna mendistiribusikan orang dan pasokan makanan ke pulau atau daerah di Kepri yang dilaluinya agar tidak terjadi gangguan stok pangan dan akses transportasi," ujarnya.
Ia juga berharap pemerintah meninjau ulang rute empat kapal perintis itu demi memudahkan transportasi masyarakat.
KM Sabuk Nusantara 39, misalnya, yang berlayar dari Kijang - Letung - Terampa - Midai - Pulau Tiga - Sedanau - Pulau Laut - Ranai - Subi - Serasan - Pontianak, rutenya berputar, tidak pulang pergi.
"Dari Pontianak, KM Sabuk Nusantara 39 langsung ke Tambelan dan kembali ke Tanjungpinang. Artinya, terlalu jauh jangkauan masyarakat untuk kembali pulang ke tujuannya, sehingga ini yang perlu di tinjau ulang," ucap Sofyan. (Antara)
Editor: Rusdianto
Berita Terkait
JCH Embarkasi Batam berangkat gunakan Saudi Airlines
Kamis, 25 April 2024 19:23 Wib
PLN tambah dua unit mesin ke Pulau Serasan-Natuna
Kamis, 25 April 2024 17:09 Wib
Kemenag minta PPIH beri layanan prioritas pada calon haji lansia
Kamis, 25 April 2024 16:57 Wib
Kemenag Kepri layani sebanyak 9.130 calon haji di Asrama Haji Batam
Kamis, 25 April 2024 16:40 Wib
Kementerian ESDM tetapkan 15 situs di Natuna sebagai warisan geologi
Kamis, 25 April 2024 15:26 Wib
KNTI minta pemerintah pusat sikapi serius penahanan nelayan di Malaysia
Kamis, 25 April 2024 14:21 Wib
Polres Bintan-Kepri tangkap seorang pria penanam pohon ganja di kebun
Kamis, 25 April 2024 13:31 Wib
Pemprov Kepri upayakan pembebasan nelayan Natuna yang ditahan di Malaysia
Kamis, 25 April 2024 7:02 Wib
Komentar