Batam (Antara Kepri) - Badan Pengusahaan Batam meminta Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kota setempat menertibkan tambang pasir ilegal termasuk pendalaman alur sekitar Jembatan Nongsa yang merupakan kawasan objek wisata.
"Jika terjadi sesuatu hingga ambruknya jembatan berarti Bapedalda Batam melakukan pembiaran. Apabila terjadi ada-apa, tanggung jawab mereka," kata Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho di Batam, Kamis.
Jembatan Nongsa yang terletak bersebelahan dengan Pelabuhan Internasional Nongsa Pura dibangun pada 1989 dengan estimasi usia hingga 50 tahun untuk membuka akses kawasan Nongsa yang ditetapkan sebagai wilayah pariwisata.
Di lokasi tersebut banyak terdapat lapangan golf, hotel berbintang, sejumlah pantai, dan kini tengah dibangun Kebun Raya Batam oleh pemerintah pusat.
Djoko mengatakan meskipun jembatan, jalan, dan lahan lokasi penambangan dibawah pengelolaan BP Batam, pengawasan aktivitas penambangan ada di Bapedalda Kota Batam.
"Pengawasan dan penindakan ada di tangan mereka. Artinya jika ada pembiaran mereka juga yang tanggung jawab," kata dia.
Kepala Badan Pengendali Dampak Lingkungan Kota Batam, Dendi Purnomo mengatakan sebenarnya rekomendasi pendalaman alur kawasan tersebut sudah dicabut.
"Rekomendasinya sudah kami cabut, karena sebelum mengurus seluruh perizinan mereka sudah beroperasi," kata dia.
Ia mengatakan awalnya CV Sambau Bertuah mendapat rekomendasi pendalaman alur sedalam satu meter dan sejauh 1,2 kilometer dari Bapedalda. Sementara permohonan awal pendalaman 4 meter sepanjang 4 kilometer.
"Namun ternyata mereka tetap beroperasi. Kami juga merasa kesulitan menertibkan, terbentur minimnya anggota dan anggaran yang diberikan," kata Dendi.
Dendi mengatakan, saat ini personel PPNS maupun bidang yang lainya ada di instansinya terpabatas, sedangkan persoalan tentang lingkungan terus meningkat.
"Sejumlah titik lain juga sudah pernah kami tertibkan. Namun karena tingginya kebutuhan pasir untuk pembangunan di Batam, yang ada penambang yang dibekingi oknum-oknum tertentu semakin marak," kata dia. (Antara)
Editor: Rusdianto
Berita Terkait
Pelni Batam tambah kapasitas 2.000 penumpang saat angkutan mudik lebaran
Kamis, 28 Maret 2024 15:35 Wib
MTI Kepri minta Kemenhub sikapi kenaikan tarif kapal ferry Batam-Singapura
Kamis, 28 Maret 2024 15:26 Wib
Pemkot Batam berkomitmen untuk tingkatkan kualitas pengelolaan pemda lewat MCP
Kamis, 28 Maret 2024 15:00 Wib
Rudi: Industri digital jadi mesin penggerak ekonomi baru
Kamis, 28 Maret 2024 13:22 Wib
Perusahaan manufaktur Tiongkok rencana kembangkan usaha di Batam
Kamis, 28 Maret 2024 12:58 Wib
200 peserta mudik gratis di Batam ke Jakarta naik KM Kelud
Rabu, 27 Maret 2024 19:14 Wib
Pemko Batam siapkan Rp62 miliar untuk THR ASN
Rabu, 27 Maret 2024 17:15 Wib
Kemlu RI kunjungi BP Batam, bahas peluang investasi
Rabu, 27 Maret 2024 14:58 Wib
Komentar