Masyarakat Perbatasan Kepri Kekurangan Pasokan Makanan

id Masyarakat,Perbatasan,Kepri,Kekurangan,Pasokan,Makanan,natuna,terpencil

Batam (Antara Kepri) - Masyarakat yang bermukim di Kecamaan Midai dan Serasan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, mulai kekurangan pasokan makanan akibat tidak adanya transportasi kapal yang berlayar ke kawasan perbatasan NKRI itu.

"Tidak hanya pasokan makanan yang mulai berkurang di tempat kami, bensin dan solar juga tidak ada, bahkan rokokpun sudah tidak ada di tempat kami," ujar Herman seorang warga Pulau Serasan ketika dihubungi dari Batam, Sabtu.

Menurut dia, gelombag laut yang tinggi di musim Utara menyebabkan kapal-kapal transportasi yang menghubungkan pulau-pulau perbatasan itu dengan ibukota kabupaten dan provinsi terhenti beroperasi.

"Ombak di laut mencapai lima meter. Tidak ada kapal yang masuk dan keluar dari pulau kami. Kapal-kapal nelayan tidak lagi melaut bukan saja karena ombak yang tinggi dan angin kencang tetapi juga karena tidak ada solar, sedangkan di darat motor kami tidak lagi lalu lalang karena tidak ada bensin," kata Herman.

Bahkan, lanjut dia, masyarakat di daerahnya yang umumnya perokok lebih memilih rokok nipah, yang merupakan rokok daun nipah, karena tidak adanya lagi pasokan rokok pabrikan ke daerahnya.

"Listrik di tempat kami juga terancam padam total karena persediaan solar menipis," katanya.

Ia yang juga aktivis pemuda Serasan mengungkapkan, listrik dikampungnya hingga hari ini masih menyala karena beberapa hari lalu ada kapal dari Malaysia yang berlabuh di Serasan karena cuaca buruk.

"Kapal tersebut membawa BBM sehingga kami dapat pasokan 10 ton solar. BBM itulah yang kami sepakat untuk PLN. Jika tidak ada juga kapal yang singgah bawa pasokan sembako atau BBM ke tempat kami dalam waktu dekat, entah apa yang terjadi dengan kami yang tinggal di pulau terpencil ini," ungkap Herman.

Kekhawatiran warga perbatasan Kepri dengan Malaysia itu juga dirasakan anggota DPRD Kepri dari daerah pemilihan Natuna, Sofyan Samsir karena tidak beroperasinya kapal barang dan penumpang ke daerah terdepan NKRI itu.

Menurut dia, tidak hanya faktor alam yang menyebabkan kapal tidak berlayar tetapi juga berhenti beroperasinya kapal perintis yang selama ini menjadi jembatan penghubung pulau-pulau terluar dengan ibukota kabupaten dan provinsi.

"Kapal Perintis yang selama ini membawa orang dan pasokan barang dari Tanjungpinang, ibukota provinsi ke kecamatan terluar seperti Midai dan Serasan sejak akhir Desember kemarin telah berhenti beroperasi karena masalah tender kontrak pelayaran yang juga belum selesai,"  ungkap Sofyan.

Akibatnya, lanjut dia, kapal yang dapat menghadang ombak besar tersebut tidak lagi melayari pulau-pulau wilayah Kepri yang berada dikawasan Laut China Selatan seperti Pulau Laut, Pulau Midai, Pulau Subi dan Serasan.

"Kami sangat prihatin dengan kondisi ketiadaan pasokan sembako bagi masyarakat perbatasan. Bahkan, BBM juga langka di daerah itu. Benar-benar kondisi yang berat bagi masyarakat pulau selain menghadapi ombak dan angin kencang,  kapal besar juga tidak berlayar ke tempat mereka," katanya.

Ia mengharapkan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi turun tangan membantu mempercepat proses tender kapal perintis agar lalu lintas orang dan barang ke pulau-pulau perbatasan dapat segera terwujud sehingga masyarakat disana tidak kekurangan makanan.

Kapal Perintis yang melayari perairan Kepri yakni Sabuk Nusantara 30, Sabuk Nusantara 39 dan Gunung Bintan. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE