Beras Dua Ton untuk 5.100 Orang Midai

id Beras,sembako,natuna,Orang,Midai

Tanjungpinang (Antara Kepri) - Beras yang dijual di pasar Kecamatan Midai, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, hanya tersisa dua ton untuk memenuhi kebutuhan 5.100 orang, kata Camat setempat Suherman yang dihubungi dari Tanjungpinang, Kamis.

"Persediaan beras sangat menipis. Kami khawatir ini tidak bertahan lama," ujarnya.

Dia mengatakan Midai yang ditetapkan pemerintah pusat sebagai pulau terdepan lokal prioritas 3, sama seperti Pulau Laut dan Pulau Subi di Natuna, perlu mendapat perhatian khusus. 

Kelangkaan beras maupun barang kebutuhan lainnya disebabkan tiga kapal perintis dan satu kapal milik swasta yang disubsidi pemerintah tidak beroperasi sejak Desember 2014.

Permasalahan itu diketahui masyarakat Midai. Akibatnya, masyarakat menjadi panik, dan memborong beras dalam jumlah yang banyak.

"Sejak awal Januari 2015 masyarakat mulai memborong beras dan kebutuhan lainnya. Akibatnya persediaan sembako menjadi sangat tipis," ujarnya.

Suherman menambahkan kekhawatiran akibat kelangkaan beras ini semakin besar karena belum diketahui kapan kapal perintis, KM Trigas, Sabuk Nusantara 30, Sabuk Nusantara 39 dan KM Kawarane 2 beroperasi.

Padahal saat ini Midai memasuki masa panen raya cengkih, sehingga diperkirakan 2.000 orang tinggal di Midai untuk sementara waktu.

"Saat ini panen raya cengkih. Pembeli cengkih, dan warga Midai yang merantau ke berbagai daerah akan ke Midai," katanya.

Beras yang tersedia di Midai tidak akan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Karena itu, Suherman meminta bantuan dari pemilik KM Kawarane 1 untuk mengangkut 40 ton beras, tepung dan gula dari Tanjungpinang.

"Tadi malam KM Kawarane 1 sudah belayar dari Tanjungpinang menuju Midai. Jika tidak halangan, besok pagi sudah sampai Midai," ujarnya.

Menurut dia, gelombang laut yang tinggi pada musim angin utara saat ini menjadi hambatan. Angin utara yang diperkirakan berlangsung hingga Maret menyebabkan gelombang laut mencapai 2-4 meter.

Kapal-kapal tidak dapat berlayar jika gelombang laut terlalu tinggi.

"Bila besok kapal yang mengangkut beras, tepung dan gula itu tidak sampai di Midai, maka kami akan mencari jalan lain," ucapnya.

Saat ini, kata dia harga sembako masih normal. Kelangkaan sembako tidak membuat harga sembako naik.

"Kami melakukan sidak dan mengawasi pasar bersama petugas dari institusi lainnya untuk mengawasi persediaan dan harga sembako," katanya. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE