HPN 2015 Angkat Khazanah Lokal Gurindam 12

id HPN,2015,Khazanah,Lokal,Gurindam,12,hari,pers,nasional,batam,tanjungpinang

HPN 2015 Angkat Khazanah Lokal Gurindam 12

Tanjungpinang (Antara Kepri) - Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2015 antara lain dirayakan dengan mengangkat khazanah lokal seperti Gurindam 12 di Tanjungpinang, ibu kota Provinsi Kepulauan Riau.

"HPN 2015 diawali dengan Festival Gurindam Warisan Dunia di Tanjungpinang," kata Ketua Dewan Juri Raja Haji Abdurrachman DJ di Tanjungpinang, Minggu.

Panitia sengaja didatangkan dari pusat Gurindam Pulau Penyengat Tanjungpinang, Kepri.

Acara ini dihadiri ratusan pelajar, guru dan orang tua.

Festival yang mengangkat khazanah lokal Gurindam 12 gubahan Raja Ali Haji itu diikuti 25 tim.

Setiap tim, lanjutnya terdiri dari 10 pelajar dan mereka tampil menuturkan Gurindam 12 dengan berbahasa Melayu.

"Festival berlangsung cukup seru, dimulai Sabtu (24/1) pagi dan baru berakhir menjelang malam. Tiga orang dewan juri mengakui penampilan tim peserta festival semuanya bagus-bagus. Saya sudah cukup lama berkecimpung untuk melestarikan Gurindan 12," katanya.

Menurut dia, penampilan para peserta di festival ini, ternyata bagus-bagus sehingga kami cukup sulit menentukan pemenang.

Setelah para dewan juri rapat, Abdurrachman akhirnya membacakan keputusan dewan juri.

Adapun pemenang pertama Festival Gurindam Warisan Dunia dalam rangkaian HPN tersebut adalah tim Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tanjungpinang, pemenang kedua ditempati oleh tim SMA Negeri 5 Tanjungpinang, dan pemenang ketiga oleh SMA Negeri 2 Tanjungpinang.

Sedangkan juara harapan satu, dua, dan tiga masing-masing diraih oleh SMP Negeri 8 Tanjungpinang, SMP Negeri 9 Tanjungpinang, dan SMP Negeri 11 Tanjungpinang.

Panitia Festival Gurindam HPN 2015 memberikan beasiswa pembinaan kepada pemenang pertama Rp 7 juta, kedua Rp 5 juta, dan ketiga Rp 3 juta. Untuk juara harapan satu, dua, dan tiga masing-masing mendapatkan Rp 2 juta.

Kadis Pendidikan Kota Tanjungpinang Dadang AG mengucapkan terima kasih kepada wartawan yang telah berupaya untuk mengangkat kembali Gurindan ke permukaan.

"Selama ini Gurindam tidak banyak terdengar, tetapi dengan adanya festival ini sudah kembali menggaung. Anak-anak antusias meskipun di dalam penuturannya masih banyak yang salah," ujarnya.

Dia menambahkan, dengan adanya festival tersebut penuturan diupayakan kembali ke aslinya yang berbahasa Melayu. Di dalam festival tersebut memang yang menjadi penilaian dewan juri dimulai dari vokal, intonasi, bahasa melayu, penghayatan, dan penampilan.

"Bagaimana bisa masyarakat untuk merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari, kalau penuturannya saja banyak yang salah," katanya.

Terbukti dari kriteria tersebut, MAN menempati di urutan pertama, meski penampilannya sederhana tidak seheboh tim-tim lainnya. Kekuatan tim MAN terlihat dari vokal, intonasi, bahasa Melayu, dan penghayatan, bukan penampilan dari pakaian ataupun dari sisi musik pengiring.

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Kepri Syamsul Bahrum mengatakan HPN diselenggarakan penuh dengan nuansa Melayu.

Pada kesempatan HPN nanti, Pemprov Kepri akan mengangkat kembali kebesaran sejarah Pulau Penyengat dan Melayu.

Terkait Pulau Penyengat yang akan dijadikan salah satu warisan budaya dunia.

"'Yang diusulkan adalah situs istana kerajaan Melayu yang tersisa di sana. Jadi bukan dari aspek bahasanya," ucapnya. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE