Warga Keluhkan Polusi Udara PLTU Tanjungsebatak

id Warga,Polusi,Udara,debu,asap,PLTU,Tanjungsebatak,batu,bara,karimun,tebing

Karimun (Antara Kepri) - Warga yang tinggal di sekitar mesin Pembangkit Listrik Tenaga Uap Tanjungsebatak, Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, mengeluhkan polusi udara berupa debu yang ditimbulkan dari pembakaran batu bara di PLTU tersebut.

"Debu hasil pembakaran batu bara dari PLTU Tanjungsebatak menyelimuti perumahan warga, sehingga mereka harus berkali-kali mengepel rumahnya," kata Ketua RW 01 Ranggam Kelurahan Tebing Kecamatan Tebing, Zamrin di Tebing, Rabu.

Ia menilai keberadaan PLTU Tanjungsebatak terlalu berdekatan dengan permukiman warga, apalagi limbah bekas pembakaran batu bara makin menumpuk dan cerobong asap milik PLTU tersebut terlalu rendah.

"Kalau angin kencang, debu itu beterbangan kemana-mana, begitu juga dengan asap yang keluar dari cerobong. Sedikitnya terdapat 300 kepala keluarga dengan seribu jiwa lebih di tiga RT terkena debu itu," tuturnya.   

Polusi udara tersebut, menurut dia sudah lama dirasakan warga dan dikhawatirkan terkena penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA).

Beberapa waktu lalu, kata dia, pihaknya bersama warga menyampaikan keluhan tersebut namun belum ditanggapi manajemen PLTU.

"Waktu kami mengatakan akan mengadukannya ke dewan, pihak manajemen mengatakan silakan saja adukan," kata dia.

Zamrin mengatakan pihak manajemen PLTU, termasuk Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Kesehatan Karimun baru menanggapi keluhan tersebut setelah media massa lokal memberitakannya.

"Tadi, petugas BLH dan Dinkes turun ke lokasi PLTU melihat langsung polusi udara tersebut. Mudah-mudahan ada tindak lanjut sehingga tidak ada lagi debu dan asap yang mengganggu warga," ucapnya.

Salah seorang warga, Rohani, yang rumahnya berjarak sekitar 200 meter dari area PLTU, mengatakan setiap hari harus berkali-kali membersihkan rumahnya yang diselimuti debu.

"Kalau malam hari debunya sampai masuk rumah. Kami khawatir jatuh sakit, apalagi jika debu terkena makanan dan minuman yang kami konsumsi setiap hari," ucapnya.

Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes Karimun Rachmadi mengatakan polusi udara akibat pembakaran batu bara dari PLTU Tanjungsebatak tidak mengandung racun.

"Pembakaran batu bara sama seperti kayu, tidak beracun namun memang mengganggu pernafasan. Kadarnya masih dalam batas normal," ucapnya.

Pimpinan PLTU Tanjungsebatak, Lukman mengatakan pihaknya tengah berupaya untuk mengangkut limbah abu yang menumpuk mencapai 3.000 ton yang dihasilkan sejak PLTU tersebut beroperasi.

"Kapasitas tempat penampungan limbah sampai 80 ribu ton. Hujan yang tidak turun dalam bulan ini menyebabkan debu tersebut tertiup angin," ucapnya.

Lukman menambahkan bahwa pihaknya masih menunggu izin pengangkutan limbah pembakaran batu bara tersebut. "Limbah itu akan dibawa ke Pulau Jawa untuk diolah lagi," kata dia. (Antara)

Editor: Jo Seng Bie

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE