Tanjungpinang (Antara Kepri) - KM Bukit Raya yang hanya satu trip melintasi Tambelan serta tidak beroperasinya kapal Perintis di salah satu kecamatan di Kabupaten Bintan tersebut membuat Wakil Ketua Kerukunan Keluarga Tambelan (KKT) di Tanjungpinang, Robby Patria mempertanyakan perhatian Pemprov Kepri terhadap Tambelan.
"Dengan kondisi Perintis seperti sekarang ini, orang Tambelan yang ingin ke Tanjungpinang maupun ke Kalbar terpaksa bertaruh nyawa melintasi perairan Kepri menggunakan kapal ikan," kata Wakil Ketua KKT Tanjungpinang, Robby Patria, Kamis.
Ia mengatakan, persoalan yang diakibatkan dari lambatnya lelang kapal Perintis sering terjadi dan menjadi resiko bagi masyarakat Tambelan.
"Apa guna APBD Kepri yang katanya Rp3,5 triliun tetapi tidak bisa menyelesaikan persoalan kapal ini," tegasnya.
Pihaknya meminta agar pemerintah serius memperhatikan Tambelan, dengan kondisi geografis yang jauh dan faktor alam yang berubah-ubah.
"Tambelan itu bukan seperti pulau-pulau di Kepri yang bisa mudah ditempuh, Tambelan itu terisolir ditambah lagi dengan kondisi kapal sekarang ini," paparnya.
Terputusnya akses transportasi tunggal ke Tambelan tersebut, sambungnya mengakibatkan sekitar 200 lebih warga Tambelan yang berada di Tanjungpinang terlantar.
"Sehingga muncul pertanyaan apa perhatian Pemerintah Provinsi Kepri dan Pemkab Bintan terhadap wilayah kami," katanya. (Antara)
Editor: Evy R. Syamsir
Berita Terkait
BNPB sebut sebanyak 1.585 orang warga harus dievakuasi pasca-erupsi Gunung Ruang
Kamis, 18 April 2024 13:42 Wib
Warga Anambas diimbau untuk tidak gunakan sepeda listrik di jalan raya
Rabu, 17 April 2024 16:54 Wib
BNPB sebut sebanyak 272 keluarga dievakuasi akibat letusan Gunung Ruang
Rabu, 17 April 2024 12:26 Wib
2 warga Sumsel meninggal akibat banjir bandang
Rabu, 17 April 2024 11:40 Wib
Sejumlah warga Palestina tewas akibat serangan Israel pada masjid di Gaza utara
Selasa, 16 April 2024 16:26 Wib
Melihat tradisi Sungkem Tlompak ungkapan syukur warga gunung atas hidup bersama
Senin, 15 April 2024 18:07 Wib
BPBD Bengkulu: Seorang warga Mukomuko meninggal karena diserang buaya
Senin, 15 April 2024 16:32 Wib
DP3AP2KB Natuna: Seluruh lapisan warga wajib terlibat dalam mengasuh anak
Sabtu, 13 April 2024 19:00 Wib
Komentar