Wagub Ajak Masyarakat Merevolusi Mental

id Wagub,gubernur,kepri,soerya,Masyarakat,revolusi,Mental,pancasila

Batam (Antara Kepri) - Wakil Gubernur Kepulauan Riau Soerya Respationo mengajak seluruh masyarakat untuk merevolusi mental, yang dipercaya merupakan akar dari permasalahan di Indonesia saat ini.

"Dengan merevolusi mental ini, sikap negatif seperti korupsi, kolusi, nepotisme, etos kerja tidak baik hingga ketidakdisiplinan dapat diperbaiki," kata Gubernur Kepri Soerya Respationo di Batam, Selasa.

Menurut Wakil Gubernur, Indonesia memerlukan terobosan budaya politik untuk memberantas segala praktik negatif yang dibiarkan tumbuh kembang sejak lama.

Ia menjelaskan, revolusi mental beda dengan revolusi fisik karena tidak memerlukan pertumpahan darah.

"Namun, usaha ini tetap memerlukan dukungan moril dan spiritual serta komitmen dalam diri seorang pemimpin, dan diperlukan pengorbanan oleh masyarakat," kata dia.

Revolusi mental dimulai dari masing-masing individu, dimulai dengan lingkungan keluarga dan lingkungan tempat tinggal serta lingkungan kerja dan kemudian meluas menjadi lingkungan kota dan lingkungan negara.

"Cara termudah untuk memulai revolusi mental adalah dengan meneladani sikap dan sifat Nabi Muhammad SAW," kata Wagub.

Ia juga mengingatkan agar kedaulatan rakyat sesuai dengan amanat sila keempat Pancasila harus ditegakkan di Kepri.

Negara dan pemerintahan yang terpilih melalui pemilihan yang demokratis harus bekerja bagi rakyat, bukan bagi segelintir golongan kecil.

"Kami harus menciptakan sebuah sistem politik yang akuntabel, bersih dari praktik korupsi dan tindakan intimidasi," kata dia.

Senada dengan Wagub, tokoh agama KH Anwar Zahid mengatakan bahwa gerakan revolusi mental harus menjadi gerakan nasional.

"Jiwanya dulu yang harus dibangun. Kalau jiwanya dibangun dengan baik, maka Indonesia akan menjadi bangsa yang besar," kata dia.

Anwar juga mengajak umat untuk lebih mencintai Islam. Manusia yang agamais dipercaya memiliki kecintaan pada bangsa dan negara yang kuat.

"Maka kalau ada orang Islam yang menolak Pancasila, maka itu menandakan tingkat pemahaman Islamnya masih dangkal," kata dia. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE