TPID Perkirakan Harga Barang Naik pada Maret

id TPID,batam,Harga,Barang,inflasi,Naik,Maret

Batam (Antara Kepri) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah atau TPID memerkirakan harga barang di Kepulauan Riau akan naik pada Maret 2015, setelah mengalami deflasi dua bulan berturut-turut Januari-Februari 2015.

Tim pengarah TPID Provinsi Kepri Gusti Raizal Eka Putra di Batam, Selasa, mengatakan tekanan inflasi diprakirakan bersumber dari barang yang harganya ditetapkan oleh pemerintah dan badan usaha.

"Kenaikan harga komoditas premium, pertamax, dan elpiji nonsubsidi 12 kg yang diberlakukan per 1 Maret 2015 diperkirakan akan mendorong inflasi," katanya.

Kenaikan harga barang kelompok "administered price" itu juga diperkirakan memberikan dampak efek putaran kedua pada harga barang lainnya.

Sedangkan pada kelompok inti, potensi tekanan inflasi akan bersumber dari resiko pelemahan nilai tukar rupiah.

Ia mengatakan untuk menghadapi resiko inflasi, koordinasi pengendalian inflasi daerah akan terus diperkuat dan difokuskan dalam menjaga ketersediaan dan kelancaran arus distribusi barang dan komunikasi ekspektasi inflasi kepada masyarakat.

Selain itu, TPID menyarankan pengembangan kerja sama antardaerah serta menggalakkan program ketahanan pangan demi menekan inflasi.

Ia mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan dengan menanam tanaman pangan.

Bila masyarakat menanam kebutuhan pangan sendiri, maka belanja ke pasar akan dikurangi, dengan begitu dengan sendirinya akan mendorong turunnya harga.

"Mungkin tidak akan cukup untuk semua, paling tidak, ada sedikit. Cabe misalnya, ada yang ditanam sedikit. Jadi kalau beli tidak terlalu banyak lagi," kata dia.

Sementara itu, penurunan harga bahan bakar bensin dan solar pada akhir Januari 2015 menyebabkan Batam mengalami deflasi pada dua bulan pertama di 2015.

Deflasi Januari 2015 sebesar 0,32 persen mtm atau 6,39 persen yoy.

Sedangkan pada Februari, deflasi Kepri mencapai 0,50 persen mtm atau 5,58 persen yoy.

Deflasi pada Februari di Kepri lebih tinggi dibanding nasional yang hanya 0,36 persen mtm atau 6,29 Persen yoy. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE