BP Batam akan Lelang Delapan Proyek Infrastruktur

id BP,anggaran,Batam,Lelang,Proyek,investasi,Infrastruktur

Batam (Antara Kepri) - Badan Pengusahaan Batam akan melelang delapan proyek infrastruktur dengan nilai belanja anggaran sekitar Rp200 miliar pada 2015 melalui sumber pendanaan rupiah murni dan pendapatan negara bukan pajak.

"Semua proses konstruksi proyek senilai Rp200 miliar itu berjadwal dimulai tahun ini juga," kata Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam Ilham Eka Hartawan di Batam, Rabu.

Berdasarkan data Unit Layanan Pengadaan (ULP) BP Batam, proyek tersebut meliputi pengembangan terminal domestik Sekupang dan Telagapunggur, pengembangan Apron Bandara Internasional Hang Nadim Batam, perbaikan jalan inspeksi Bandara, pelebaran jalan masuk Bandara.

Selanjutnya perbaikan toilet bandara, perbaikan jalan kawasan industri Tanjunguncang dan pengaspalan jalan kolektor di Sekupang juga dilaksanakan pada tahun ini.

"Sampai saat ini baru pengembangan pelabuhan domestik Telagapunggur senilai Rp46 miliar yang sudah selesai tahap lelangnya. Sisanya masih dalam proses," kata dia.

Untuk tahun ini, kata Ilham, juga menyebutkan BP Batam memfokuskan peningkatan infrastruktur pada terminal ferry domestik Telagapunggur dan Sekupang serta Bandara Internasional Hang Nadim Batam.

Sementara itu, rencana pengembangan pelabuhan crude palm oil (CPO) Kabil kemungkinan batal dilelang tahun ini meski awalnya juga akan segera dikembangkan mengingat meningkatnya aktifitas pada kawasan tersebut.

Sebelumnya, Kepala BP Batam Mustofa Widjaja menegaskan peningkatan infrastruktur penunjang status kawasan bebas di Batam sangat peniting agar tetap memiliki daya saing dengan kawasan lain serupa.

Di samping perbaikan pelabuhan laut baik penumpang dan kargo, tercatat ada proyek jalan tol, kereta api, waduk dan terminal II Hang Nadim yang juga direncanakan akan segera direalisasikan.

"Pelabuhan penumpang di Sekupang dan Telagapunggur sudah kami siapkan lebih baik untuk tahun ini. Konsepnya seperti Terminal Internasional Sekupang," ujar Mustofa.

Kepala Pusat Kajian Regional Politeknik Negeri Batam Bambang Hendrawan melihat peningkatan infrastruktur baik fisik dan nonfisik di free trade zone (FTZ) Batam menjadi tantangan terberat BP Batam untuk menjaga kenyamanan investor. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE