Kenaikan Harga BBM Dorong Inflasi di Kepri

id kenaikan,harga,bbm,dorong,inflasi,kepri

Kenaikan Harga BBM Dorong Inflasi di Kepri

Ilustrasi Inflasi. ((Foto antaranews.com))

"Peningkatan inflasi inti diperkirakan dipengaruhi oleh penyesuaian harga oleh produsen karena kenaikan harga BBM, depresi nilai tukar dan biaya-biaya lainnya," kata dia.
Batam (Antara Kepri) - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak bersubsidi pada akhir Maret 2015 lalu mendorong terjadinya inflasi di wilayah Provinsi Kepulauan Riau hingga mencapai 0,48 persen pada April, kata Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah Gusti Raizal Eka Putra di Batam, Rabu.
         
TPID mencatat kelompok "administered price" adalah penyumbang terbesar inflasi, disebabkan oleh kenaikan harga BBM pada 28 Maret 2015, harga bensin naik 7,3 persen dan solar naik 7,8 persen.
        
"Realisasi inflasi Kepri meningkat pada April, dipengaruhi oleh kenaikan harga bensin dan solar," kata Gusti.
        
Inflasi yang dialami Kepri pada April sebesar 0,48 persen (mtm) atau 6,78 persen (yoy) meningkat dibandingkan Maret, sebesar 0,18 persen (mtm) atay 5,66 persen (yoy).
        
Angka inflasi Kepri juga lebih tinggi dibanding nasional yang hanya 0,46 persen (mtm) ata 6,88 persen (yoy).
        
Sementara bila dilihat dari kabupaten kota yang menjadi perhitungan inflasi, Batam mengalami inflasi 0,46 persen (mtm) atau 6,88 (yoy), sedangkan inflasi Tanjungpinang 0,63 persen (mtm) atau 6,19 persen (yoy).
        
Masih menurut analisa TPID bersama Bank Indonesia, selain karena kenaikan harga bensin dan solar, penyumbang inflasi lainnya berasal dari meningkatnya tarif angkutan udara dan harga elpiji 12 kg.
        
Inflasi pada kelompok inti juga meningkat pada April dengan andil terbesar disumbang oleh komoditas tukang bukan mandor, mie, mobil dan sewa rumah.
        
"Peningkatan inflasi inti diperkirakan dipengaruhi oleh penyesuaian harga oleh produsen karena kenaikan harga BBM, depresi nilai tukar dan biaya-biaya lainnya," kata dia.
        
Sementara kelompok volatile food masih mengalami deflasi, terutama komoditas kacang panjang, daging ayam ras dan bayam.
        
Penurunan harga mengindikasikan kecukupan pasokan karena panen sejumlah komoditas, kondisi cuaca yang kondusif untuk kegiatan distribusi, serta tingkat permintaan masyarakat yang relatif stabil.(Antara)

Editor: Dedi

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE