PLN Atasi Pemadaman Listrik di Tanjungpinang

id PLN,Pemadaman,Listrik,Tanjungpinang

PLN Atasi Pemadaman Listrik di Tanjungpinang

Ribuan orang yang mengatasnamakan Masyarakat Peduli PLN demonstasi di Kantor PT PLN Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) kecuali Batam selama tujuh hari, Selasa (19/5). (antarakepri.com/Niko Panama)

Seluruh program percepatan akan diselesaikan sebelum bulan puasa (Juni 2015)
Jakarta (Antara Kepri) - PT PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau melaksanakan tiga program percepatan untuk mengatasi pemadaman listrik yang terjadi di Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

General Manager PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Feby Joko Priharto dalam rilis yang diterima di Jakarta, Rabu mengatakan, program percepatan tersebut merupakan upaya terbaik mengurangi pemadaman bergilir.

"Seluruh program percepatan akan diselesaikan sebelum bulan puasa (Juni 2015)," katanya.

Menurut dia, dengan program percepatan maka akan mengurangi pemadaman bergilir pelanggan umum menjadi maksimal dua kali per hari yakni pada siang dengan lama padam tiga jam dan malam dengan lama padam 2,5 jam, di luar gangguan karena alam.

Feby mengatakan, ketiga solusi program percepatan tersebut adalah bersama PT PLN Batam memastikan operasi PLTMG Tekojo 24 jam dengan daya 12 MW selesai 12 Juni 2015.

Lalu, penambahan mesin baru PLTMG Dompak yang beroperasi secara bertahap yakni tiga MW beroperasi pada 18 Juni 2015 dan mengawasi proses perbaikan secara ketat PLTU Galang Batang selesai 16 Juni 2015.

Sementara, lanjutnya, solusi permanen kelistrikan Tanjungpinang adalah interkoneksi transmisi 150 kV Batam-Bintan dengan progres berupa kabel laut dua seksi sudah selesai digelar.

Sedangkan, transmisi Tanjung Sauh-Pulau Ngenang-Tanjung Uban dalam progres dengan target selesai Juli 2015.

Serta, lahan transmisi Tanjung Uban-Tanjungpinang yang melewati hutan industri sudah memperoleh izin prinsip Menteri Kehutanan dan untuk sebagian transmisi yang melewati hutan produksi dan tanah masyarakat sedang progres pembebasan lahan.

"Krisis listrik Tanjungpinang memerlukan komitmen banyak pihak untuk mengatasinya, khususnya terkait dengan penyediaan lahan tapak 'tower' dan jalur transmisi," katanya.

Ia menambahkan, dirinya dan tim akan berkantor di PLN Area Tanjungpinang selama 1-2 hari setiap pekan untuk memastikan langkah penyelesaian terlaksana sesuai jadwal.    

Sementara itu, Feby juga mengatakan, perbaikan PLTU Galang Batang membutuhkan waktu lebih lama.

Pada 3 Mei pukul 11.30 WIB PLTU Galang Batang Unit 1 yang selama ini menjadi tulang punggung sistem kelistrikan Tanjungpinang tidak bisa beroperasi karena kembali mengalami gangguan "gland seal".

Hasil pemeriksaan yang dilakukan teknisi menyimpulkan PLTU Unit 1 tidak bisa dioperasikan dalam waktu dua bulan ke depan karena gangguan tersebut.

"Lamanya waktu perbaikan gangguan Unit 1 ini, disebabkan  pekerjaannya sudah sama dengan 'mayor overhoul'. Penggantian 'gland seal' yang bocor hanya bisa dengan mengangkat poros turbin," ujar Asisten Manajer Pembangkitan PLN Riau dan Kepulauan Riau Harmen Sandri.

Kerusakan PLTU Galang Batang Unit 1 itu menyusul Unit 2 yang terganggu sejak 28 Februari 2015 dan kini masih dalam perbaikan.

Dengan demikian, PLTU Galang Batang sama sekali tidak bisa menyuplai daya ke sistem kelistrikan Tanjungpinang yang sebelumnya memasok 21 MW.

Akibat kondisi itu, daya mampu sistem Tanjungpinang menjadi 42 MW atau terdapat defisit 10 MW dibandingkan beban puncak 52 MW, sehingga PLN Tanjungpinang terpaksa melakukan pemadaman bergilir.

Sebelumnya, pada Selasa (19/5) di kantor PLN Area Tanjungpinang, warga disertai Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah dan Anggota DPRD Kepri melakukan aksi demonstrasi menuntut PLN segera mengatasi pemadaman listrik. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE