Ekonomi Kreatif Terancam Gagal Akibat Defisit Anggaran

id Ekonomi Kreatif, Terancam Gagal, Akibat Defisit, Anggaran

"Seperti pendataan pelaku insan ekonomi kreatif di lingkungan kelurahan, sekolah, perguruan tinggi dan masyarakat. Salah satunya yang bergerak di bidang kuliner," kata Kabid Ekonomi Kreatif, Agung S Hatta di Tanjungpinang, Selasa.
Tanjungpinang (Antara Kepri) - Kabid Ekonomi Kreatif Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tanjungpinang, Agung S Hatta mengaku khawatir, defisit anggaran Kota Tanjungpinang membuat program rencana strategis di Bidang Ekonomi Kreatif tidak terealisasi pada 2015.

"Seperti pendataan pelaku insan ekonomi kreatif di lingkungan kelurahan, sekolah, perguruan tinggi dan masyarakat. Salah satunya yang bergerak di bidang kuliner," kata Kabid Ekonomi Kreatif, Agung S Hatta di Tanjungpinang, Selasa.

Di antaranya mendata produksi kue tradisional seperti dram-dram, lakse dan 5 jenis kue lainnya diidentifikasi menjadi ciri khas Tanjungpinang yang merujuk pada program dari Kementerian Perindustrian One Village One Product (OVOP).

"Yang mengharuskan di satu pemukiman itu wajib memiliki satu produk, lalu secara keseluruhan akan diangkat ke dalam tema kuliner bercirikan khas melayu dengan nama Malay Kulinery," tegasnya. 

Termasuk dari sisi produk makanan, memperbaiki kemasan dan pemasarannya, sehingga kuliner yang ada di Tanjungpinang bisa disebut sebagai oleh-oleh.

"Sementara pada kenyataannya, produk yang dijual di Pusat Oleh-oleh Tanjungpinang tidak laris," tegas Agung. 

Agung mengakui, program strategis Ekonomi Kreatif yang dirancangnya tersebut sama persis dengan pesan yang disampaikan oleh Menteri Pariwisata RI Arif Yahya untuk Kota Tanjungpinang beberapa waktu lalu.

"Pertama dari sektor Ekonomi kreatif berupa kuliner, Fasion atau pakaiannya, craft yang berhubungan dengan kerajinan tangan, serta tentang penerbitan buku -buku yang menyangkut budaya di Kepri serta design yang membawa pariwisata ke arah bisnis," paparnya.

Mengingat bidang Ekonomi Kreatif merupakan pecahan dari dinas pariwisata dan menjadi struktur SKPD baru di Disperindag pada 2015, pihaknya mengharapkan bisa segera merealisasi program yang dirancangnya. 

"Untuk itu kami harapkan program yang kami buat bisa dianggarkan dalam APBDP 2015, kalau tidak bisa juga, maka program terlaksana pada anggaran APBD murni 2016 mendatang," tegasnya. (Antara)

Editor: Evy R. Syamsir

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE