Pamtas Pulau Sekatung Bertahan Tanpa Air Bersih

id tni,pamtas,pengamanan,perbatasan,pulau,sekatung,natuna,air,bersih,pos

Pamtas Pulau Sekatung Bertahan Tanpa Air Bersih

Pospam Sekatung/ Personil TNI yang menjaga Pos Pengamanan Perbatasan Pulau Sekatung, Kec. Pulau Laut, Kab. Natuna, betah bertahan menjaga perbatasan meski tanpa air bersih serta transportasi. Sebanyak 20 personil dari marinir dan angkatan darat menja

Apapun yang terjadi kami tetap harus jaga pulau ini, walau kadang kalau diturut-turutkan rasa terasa sepi. Tapi kami bawa enjoi saja karena ini tugas negara
Natuna (Antara Kepri) - Personel TNI di Pos Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Pulau Sekatung, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri, tetap bertahan sesuai tugas di pulau terluar NKRI itu meskipun tanpa ketersediaan air bersih.

"Kami lebih banyak mengunakan air laut, sudah menjadi keseharian kami," ujar Komandan Pos Pamtas Pulau Sekatung, Serka Maritim Danang Setiawan kepada Antara saat ditemui di Pulau Sekatung, Kamis.

Ia mengatakan, di pulau yang luasnya hanya 4 hektare itu tidak ada sumber air bersih. Satu-satunya sumber air bersih apabila datang hujan.

"Sudah berapa bulan tidak hujan, sejak awal April 2015  kami ditugaskan di sini tidak ada hujan. Jadi mandi atau keperluan lainnya ya dengan air laut," katanya.

Ia mengatakan, Pulau Sekatung sejak 2006 telah diresmikan sebagai Pos Pamtas   titik 0 kilometer utara NKRI dengan personil dari Yonif 8 Marinir Pangkalan Berandan, Medan sebanyak 10 orang  dan Yonif 134 Tuah Sakti, Ranai, Natuna juga 10 orang.

Pada 2013 telah dibangun beberapa fasilitas pendukung tidak hanya pemecah ombak agar pulau kecil yang berkontur bukit itu tidak runtuh ke laut tapi juga fasilitas internet dan sel surya sehingga pulau itu listriknya dapat hidup 24 jam.

Selain itu juga ada fasilitas sarana berolahraga seperti lapangan voli, mushala dan sarana pengolahan air bersih.

"Pengolahan air laut untuk menjadi air bersih memang ada, tapi kami tidak dapat memanfaatkannya karena tingginya biaya operasional. Sekali beroperasi habis 30 liter BBM sedangkan anggaran untuk itu tidak ada, jadi kami manfaatkan air laut secara langsung," katanya.

Menurut dia, satu-satunya alat transportasi berupa pompong (kapal kayu bermotor) dalam kondisi rusak dan kini berada di Pulau Laut, pulau berpenduduk sekitar 3.000-an jiwa yang bersebelahan dengan Pulau Sekatung.

"Pompong Pamtas Sekatung itu sarana transportasi kami. Kalau untuk patroli memang tidak pantas karena kapal kayu tapi kami membutuhkan untuk angkutan logistik. Kini kondisinya rusak," ujar Danang.

Ia mengaku, ditugaskan  bersama puluhan rekannya  yang lain untuk menjaga  beranda terdepan NKRI itu selama 9 bulan sesuai priode penugasan.

"Apapun yang terjadi kami tetap harus jaga pulau ini, walau kadang kalau diturut-turutkan rasa terasa sepi. Tapi kami bawa enjoi saja karena ini tugas negara," ungkap Danang.

Bahkan, lanjut dia, 5 rumah masyarakat yang kini mereka tempati di pulau itu dulunya dibangun oleh Pemkab Natuna dan masyarakat disubsidi untuk menghuni pulau. Namun kemudian pulau tersebut ditinggalkan karena tidak ada sumber air bersih.

Untuk mengusir sepi, Danang yang saat ditemui bersama Kopda Maritim Rudik Hantoro yang merupakan intelijen satgas, membuat kesibukan lain dengan cara mempelajari cara mengembangbiakkan terumbu karang.

"Laut di perairan Pulau Laut dan Sekatung ini terumbu karangnya banyak yang rusak. Mungkin dulu akibat pengeboman ikan sehingga karangnya mati," ujar Rudik.

Ia mengatakan ingin mengerakkan masyarakat untuk menanam dan merawat kembali terumbu karang agar ikan dapat lagi berkembang biak di sekitar pantai dan nelayan tidak perlu jauh ketengah laut mencari ikan.

"Untuk itu kami mempelajari dulu bagaimana cara menumbuhkan terumbu karang. Bersyukur masih dapat mengakses internet di titik tertentu di pulau ini sehingga kami juga dapat belajar melestarikan terumbu karang," katanya. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE