Pos TNI Pulau Sekatung Siaga Pantau Pengungsi

id pos,tni,pulau,sekatung,siaga,pantau,pengungsi

Pos TNI Pulau Sekatung Siaga Pantau Pengungsi

Pospam Sekatung/Lima unit rumah masyarakat yang dibangun Pemkab Natuna telah dilepaskan untuk Pos Pengamanan Perbatasan (Pospam) Pulau Sekatung, Natuna. Sebanyak 20 personil TNI AD dan Marinir menjaga pulau yang berbatasan dengan Vietnam dan Malaysi

Sekarang kondisinya telah kondusif, nelayan asing pun tidak lagi lalu lalang menangkap ikan disini karena ada kebijakan tegas dari pemerintah
Natuna (Antara Kepri) - Pos TNI di Pulau Sekatung, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri  bersiaga penuh  menghadapi  kemungkinan munculnya manusia perahu atau pengungsi dari negara di Asia yag bergejolak.
        
"Memang sampai saat ini belum ada laporan ataupun temuan kami ada perahu pengungsi yang sandar di perairan Natuna khususnya di Pulau Sekatung dan Pulau Laut," ujar Komandan Pos Sekatung Serka Maritim Danang Setiawan kepada Antara saat ditemui di Pulau Sekatung, Kamis.
        
Pulau Sekatung di wilayah utara perairan Kabupaten Natuna merupakan pulau perbatasan NKRI yang berhadapan dengan Vietnam dan Malaysia. Pulau yag luasnya sekitar 4 hektare itu telah berdiri Pos Pengamanan Perbatasan sejak 2006.
        
Danang menjelaskan, dulu pada era tahun 70-80an banyak pengungsi dari Vietnam yang berdatangan ke Pulau Laut, saat itu Pos TNI berada di Pulau Laut, yakni pulau berhampiran yang hanya dipisahkan selat kecil dari Pulau Sekatung.
        
Menurut dia, pengungsi yang datang bergantian hanya sebentar di tampung di Pulau Laut kemudian dibawa ke penampungan  Pulau Galang di perairan Batam.
        
"Kini saat dunia sedang disibukkan dengan kisah pengungsi Rohingya dari Myanmar, kami disini tidak pernah mendapatkan laporan adanya kapal pengungsi yang datang, padahal kalau dilihat peta kawasan yang berhampiran Laut Cina Selatan ini merupakan rute" ujar Danang.
        
Ia mengatakan, sudah menjadi tugasnya bersama puluhan rekannya yan berasal dari Yonif 8 Marinir Pangkalan Berandan, Medan dan Yonif 134 Tuah Sakti, Ranai, Natuna, untuk mengamankan kawasan perbatasan yang merupakan titik 0 kilometer utara NKRI.
        
Ia menjelaskan, sebelumnya Pulau Sekatung dihuni beberapa keluarga masyarakat lokal yang biaya hidupnya disubsidi pemerintah daerah Natuna, namun kemudian pulau tersebut ditinggalkan masyarakat karena tidak ada air bersih.
        
Bahkan, lanjut dia, beberapa nelayan asing asal Tiongkok sempat singgah di pulau tersebut namun mereka dapat diusir  agar tidak ada klaim bagian wilayah mereka.
        
"Sekarang kondisinya telah kondusif, nelayan asing pun tidak lagi lalu lalang menangkap ikan disini karena ada kebijakan tegas dari pemerintah," ungkap Danang.
        
Itu sebabnya, lanjut dia, Pulau Sekatung dijadikan  Pos Pengamanan Perbatasan dengan memanfaatkan rumah warga dan pemerintah pusatpun membangun beberapa fasilitas baik jaringan internet, listrik maupun pemecah ombak agar pulau yang berkontur bukit itu tidak longsor.
        
"Kami menempati rumah masyarakat yang telah dibangun pemerintah daerah. Kami disini terdiri dari 10 marinir dan 10 personil angkatan darat. Tugas kamilah mengamankan dan mengawasi daerah terdepan ini," katanya.
        
Danang mengaku, penempatan mereka di pulau tersebut tiap periode  selama 9 bulan dan tidak boleh keluar dari lokasi kecuali untuk melaksanakan shalat Jumat di Pulau Laut yang jarak tempuhnya sekitar setengah jam pakai pompong (kapal kayu bermotor).(Antara)

Editor: Dedi

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE