Isak Tangis Warnai Keberangkatan Keluarga Korban ke Medan

id keluarga,korban,hercules,medan,natuna,pesawat

Isak Tangis Warnai Keberangkatan Keluarga Korban ke Medan

Tangis haru saat melepas keluarga korban tragedi pesawat Hercules di Bandara Ranai, Natuna, Rabu (1/7) (antarakepri.com/Zam Jambak)

Berita dia meninggal diketahui lewat TV dan info yang beredar di Natuna. Sebelum berangkat, dia (boby Chandra-red) memberitahukan ke keluarga kalau dia berangkat dengan pesawat Hercules
Natuna (Antara Kepri) - Isak tangis disertai suasana rasa haru menyelimuti keberangkatan keluarga korban tragedi jatuhnya pesawat Hercules ketika hendak berangkat ke Medan menumpang pesawat Wings Air di Bandara Ranai Natuna, Rabu.

Suasana haru pecah setelah beberapa kerabat korban terkenang masa-masa hidup kerabatnya itu. Seperti yang dialami Nurhayati, keluarga Boby Chandra, kepada Antara dia menceritakan, Boby Chandra merupakan mahasiswa asal Natuna yang kuliah di IAIN Pekanbaru. Pada Lebaran tahun ini dia pulang ke Ranai menggunakan Hercules karena kapal laut tidak ada.

Namun tuhan berkehendak lain, sebelum sampai di Natuna, pesawat yang ditumpanginya dikabarkan mengalami kecelakaan di Medan. Naas bagi dia setelah dilaporkan meninggal dunia akibat musibah itu.

"Berita dia meninggal diketahui lewat TV dan info yang beredar di Natuna. Sebelum berangkat, dia (boby Chandra-red) memberitahukan ke keluarga kalau dia berangkat dengan pesawat Hercules," kata dia

Bobi, terang dia, merupakan sosok pemuda yang supel, senang bergaul, ramah, riang dan merupakan anak seorang ketua RT di Batu Kapal, Ranai.

"Dia ini seorang yang baik, suka membantu, kami sekeluarga sangat kehilangan," terang dia saat terisak.

Sementara itu, kerabat Letda (Kal) Agung Sriyadi, Iman Sukirman yang menjabat Kepala Biro Penerangan dan Perpustakaan (Pentak) Lanud Ranai juga merasa kehilangan perwira yang ramah tersebut.

Kata dia, Agung Sriyadi ini rekan dan kerabat yang baik, disukai teman sejawat maupun bawahan. Sedangkan kepada atasan sangat hormat, apalagi dianggap lebih senior.

"Kami di Lanud Ranai sangat kehilangan," kenang dia.

Sambil bercanda, Imam mengatakan, Kenapa yang baik-baik cepat dijemput malaikat, kok yang bandel (dengan logat jawa) lama hidup.

"Mungkin sudah suratan dia cepat menghadap Tuhan, semoga perbuatan baik dia selalu dikenang dan arwahnya mendapat tempat yang layak disisi-Nya, sedangkan kita entah kapan," kata dia. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE