Bakti Bangsa: Pengembangan TTG Perlu Dioptimalkan

id Bakti,komunitas,Bangsa,Pengembangan,TTG,teknologi,tepat,guna

Pengembangan teknologi di Kepri merupakan suatu keharusan. Kepri tidak akan maju jika tidak dikembangkan teknologi tepat guna
Tanjungpinang (Antara Kepri) - Pengembangan teknologi tepat guna (TTG) di Provinsi Kepulauan Riau perlu dioptimalkan dari hulu hingga hilir, kata aktivis Komunitas Bakti Bangsa Shara Marinetha di SMKN I Tanjungpinang, Sabtu.

"Teknologi harus dikembangkan secara terencana mulai dari peningkatan kualitas pendidikan, program pengembangan kualitas pelajar dan mahasiswa, dukungan perlengkapan hingga pengembangan," tambahnya yang juga ketua panitia seminar bertema "Mengembangkan Iptek Secara Maksimal Dengan Memanfaatkan Teknologi yang Mandiri Secara Selektif Untuk Kepentingan Bangsa".

Saat membuka seminar itu, Shara mengemukakan selama ini pemerintah daerah mengembangkan teknologi secara parsial. Kondisi itu tidak mendorong pelajar dan mahasiswa  untuk berlomba-lomba berinovasi, mengembangkan teknologi baru untuk kepentingan daerah.

"Pengembangan teknologi di Kepri merupakan suatu keharusan. Kepri tidak akan maju jika tidak dikembangkan teknologi tepat guna," ujarnya di hadapan sekitar 150 orang pelajar dan mahasiswa.

Narasumber dalam seminar itu,Kabid SDA dan TTG Badan Pengembangan Masyarakat Desa (BPMD) Kepri Bertha de Jurisal mengemukakan teknologi yang dikembangkan harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Pemerintah tidak dapat mengalokasikan anggaran untuk kegiatan yang tidak direncanakan dalam rancangan pembangunan jangka menengah daerah.

"Kami memberi dukungan dalam pengembangan teknologi di Kepri, tentunya teknologi tepat guna, yang bermanfaat bagi masyarakat," ujarnya.

Sementara itu, narasumber lainnya, dosen Universitas Maritim Raja Ali Haji Robby Patria mengemukakan permasalahan klasik yang terjadi di Kepri adalah masyarakat kurang peduli terhadap teknologi, bahkan masih banyak yang buka terhadap teknologi.

Selain itu, lanjutnya pemerintah kurang memiliki perencanaan yang baik, terutama terkait penggunaan teknologi tepat guna. Kelemahan teknologi yang menyebabkan anggaran yang dikeluarkan untuk berbagai kegiatan terbuang sia-sia.

Pemuda memiliki peranan besar dalam mengembangkan teknologi dan berinovasi. Pihak sekolah, kampus maupun pemerintah harus memfasilitasi dan memberikan bantuan untuk pemuda tersebut sehingga karyanya dibidang teknologi dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

"Pengembangan teknologi di Kepri terutama untuk kepentingan masyarakat harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Saat ini teknologi yang dibutuhkan adalah maritim atau kelautan, pengelolaan air laut menjadi air bersih dan pertanian," ucapnya.

Sementara itu Wakil Ketua KNPI Tanjungpinang William Hendry yang menjadi narasumber dalam seminar itu mengemukakan mahasiswa merupakan benih bangsa yang harus peduli pengembangan pendidikan masyarakat kurang mampu. Pengembangan teknologi di Kepri merupakan suatu keharusan untuk kepentingan masyarakat.

Tanpa teknologi, pembangunan di berbagai sektor kehidupan tidak dapat berjalan secara maksimal. Kepri memiliki sumber daya manusia yang cukup mumpuni untuk mengembangkan teknologi tepat guna.

Tetapi untuk mengembangkan teknologi, masyarakat harus menyintai produk dalam negeri. Saat ini, penggunaan produk impor sangat tinggi di Kepri. Sikap konsumtif yang tinggi menimbulkan produk lokal tidak berkembang.

"Pendidikan adalah usaha sistematis dengan penuh kasih untuk membangun peradaban bangsa. Di balik sukses ekonomi dan teknologi yang ditunjukkan negara-negara maju, semua itu semula disemangati nilai-nilai kemanusiaan agar kehidupan bisa dijalani lebih mudah, lebih produktif, dan lebih bermakna," ujarnya.

Menurut dia, pendidikan harus sanggup menghasilkan produk anak terdidik yang cerdas dan bermoral, karena pendidikan mempunyai andil besar dalam mempertanggungjawabkan kondisi moralitas bangsa dan kualitas SDM.

Di sisi lain, krisis multidimensional telah melanda bangsa Indonesia yang kemudian "diobati" dengan reformasi, ternyata diikuti pula oleh beberapa anomal yang bersifat kontraproduktif, yakni krisis etika dan moralitas yang semakin akut.

Dekadensi moral yang luar biasa merupakan penyebab utama keterpurukan bangsa yang dulu dikenal sebagai bangsa yang santun dan taat beragama.

Pada dasarnya pendidikan merupakan salah satu pilar dalam membangun bangsa. Pendidikan yang baik akan melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang kuat dan berkualitas. SDM seperti ini dibutuhkan untuk membangun negara pada masa kini dan di masa yang akan datang.

"Sebaliknya, SDM yang lemah, tidak berkualitas dan tidak inovatif menyebabkan negara lemah, banyak rakyat miskin, konflik terjadi di mana-mana, kejahatan meningkat tajam, bahkan tidak sulit untuk dijajah oleh negara asing," katanya. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE