Dekranasda Ambil Alih Pusat Oleh-oleh Tanjungpinang

id dekranasda,kerajinan,tanjungpinang,pusat,oleh

Dalam konteks ini Tanjungpinang berbenturan dengan pemprov, karena banyak orang yang sudah kami didik, tau-tau bekerjanya untuk Dekranasda provinsi
Tanjungpinang (Antara Kepri) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Tanjungpinang berencana mengambil alih Pusat Oleh-oleh Tanjungpinang yang dikelola Dinas Perindustrian dan Perdagangan Ekonomi Kreatif (Diperindag Ekraf).

"Insya Allah pada 2016, Pusat Oleh-oleh Tanjungpinang akan kami ambil alih, dan tentunya akan ada kejutan buat Pemerintah Kota Tanjungpinang, masyarakat dan Provinsi Kepri dari Pusat Oleh-oleh Tanjungpinang," kata Ketua Dekranasda Kota Tanjungpinang, Yuniarni Pustoko Weni, Senin.

Menurut Weni, Disperindag-Ekraf Kota Tanjungpinang sudah cukup bagus dalam mengelola Pusat Oleh-oleh Tanjungpinang termasuk dalam membina serta memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk menghasilkan produk dan memasarkannya ke Pusat Oleh-oleh Tanjungpinang tersebut.

Cuma permasalahannya, banyak kader binaan Disperindag Ekraf Kota Tanjungpinang yang bekerja di Dekranasda Prov Kepri, sehingga Tanjungpinang kehilangan kader binaannya.

"Dalam konteks ini Tanjungpinang berbenturan dengan pemprov, karena banyak orang yang sudah kami didik, tau-tau bekerjanya untuk Dekranasda provinsi," tegasnya.

Padahal, upaya Pemko Tanjungpinang yang diwakili seluruh SKPD sudah mantap dalam memberikan pengajaran keterampilan terhadap masyarakatnya.

"Untuk itu kedepan kami akan melakukan MOU kepada seluruh kader yang berada di bawah binaan Pemko Tanjungpinang supaya mereka fokus ke Tanjungpinang," ucapnya.

Intinya, Weni yang juga Ketua Tim penggerak PKK Kota Tanjungpinang ini tidak mau masyarakat yang telah mendapatkan pembinaan dan pengajaran keterampilan sampai ke Lombok tersebut berpindah ke kabupaten kota lainnya.

"Dengan MoU ini, jika mereka mau keluar dari binaan kami, tentu akan ada pertanggungjawaban, bisa saja berupa denda dan lain sebagainya," kata isteri Walikota Tanjungpinang tersebut.

Weni mengakui, sampai saat ini kader terampil yang berada di bawah binaan Pemko Tanjungpinang setakat kerajinan tenun, menjahit, pengrajin kerang dan bordir.

Selain permasalahan kader binaan, pemasaran produk di Pusat Oleh-oleh Tanjungpinang juga terkendala seputar packing, sehingga membuat produk tersebut tidak menarik di mata pembeli.

"Semoga tahun depan tidak ada defisit, sehingga kami akan mengoptimalkan urusan packing tersebut," ujarnya pada Antara. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE