Buruh Pelabuhan Lingga Terimbas Defisit Anggaran

id Buruh Pelabuhan Lingga Terimbas Defisit Anggaran

Tak mudah bekerja di laut, butuh keahlian. Nelayan juga ngeluh, musim selatan tak bisa ke laut, ombaknya tinggi, ikannya juga kurang
Lingga (Antara) - Defisit anggaran yang dikelola Pemkab Lingga yang mengakibatkan minimnya pembangunan infrastruktur turut berimbas pada penghasilan para buruh pelabuhan setempat.

Rudi, salah seorang buruh angkut di pelabuhan barang Kampung, Cina Daik Lingga, Senin mengatakan sejak tidak adanya proyek pembangunan, pasokan barang berkurang. Artinya, pendapatan para buruhpun semakin menurun.

"Sekarang makin parah. Kapal tidak masuk setiap hari. Seminggu hanya dua tiga kali. Biasanya sehari kita bisa dapat Rp 150 ribu. Tapi sekarang sekali kapal masuk, paling kita hanya dapat Rp 70 ribu. Itu juga tidak setiap hari," tutur Rudi.

Diakui Rudi, selama ini di Lingga, warga masih ketergantungan terhadap keuangan daerah. Dari kegiatan dan pembangunan yang ada, dan berskala besar, membuat para buruh seperti dirinya terbantu.

"Biasanya proyek-proyek daerahlah yang paling banyak. Muatan kapalpun banyak. Tapi tahun ini, sepi," tambahnya.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Rudi dan puluhan buruh lainnya terpaksa harus mencari peruntungan lain. Seperti turun ke laut, untuk mencari tambahan.

Namun, dikatakan Rudi, untuk mengubah pekerjaan, seperti turut ke laut juga tidak mudah yang tentunya membutuhkan keahlian untuk melaut. Bahkan, kondisi musim selatan saat ini, dengan ombak yang tinggi, membuat sebagian nelayan enggan melaut.

"Tak mudah bekerja di laut, butuh keahlian. Nelayan juga ngeluh, musim selatan tak bisa ke laut, ombaknya tinggi, ikannya juga kurang," tutupnya. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE