Galangan Kapal Buka Peluang Suplayer Dalam Negeri

id Galangan,Kapal,Peluang,Suplayer,batam

Memang, kami akui masih lebih banyak impor, karena belum ada komponen kapal yang disiapkan di dalam negeri. Sebagian besar seperti plat baja dikirim dari luar. Tahun ini baru ada Krakatau Posco
Batam (Antara Kepri) - Asosiasi Perusahaan Galangan Kapal Batam Kepulauan Riau membuka peluang suplayer bahan baku dari dalam negeri untuk memasok kebutuhan pembuatan kapal di kota itu, karena hingga saat ini Batam masih tergantung pada bahan baku impor.

"Kami tidak pernah menutup diri untuk bahan baku dari dalam negeri. Tapi, kami menyarankan mereka relokasi, membuka cabang di sini," kata Sekretaris Batam Shipyard & Offshore Association (BSOA) Novi Hasni Purwanti di Batam, Senin.

Ia mengatakan selama ini industri pemasok bahan baku pembuatan kapal sangat terbatas di Indonesia, sehingga perusahaan galangan kapal, terutama yang beroperasi di Batam, sangat tergantung pada impor.

Jika pun ada, maka patokan harga yang ditawarkan relatif lebih mahal ketimbang pemasok dari luar negeri.

"Memang, kami akui masih lebih banyak impor, karena belum ada komponen kapal yang disiapkan di dalam negeri. Sebagian besar seperti plat baja dikirim dari luar. Tahun ini baru ada Krakatau Posco," kata dia.

Namun, karena lokasinya yang relatif jauh dari Batam, maka harga yang ditawarkan pun relatif bersaing.

"Makanya kami sarankan membuat 'warehouse' di Batam," kata dia.

Selain bahan baku, perusahaan galangan kapal Batam juga masih tergantung dengan pasokan pendukung pembuatan kapal dari luar negeri, seperti jendela kapal dan lainnya.

Memang, sudah ada industri pembuat jendela kapal di Lamongan Jawa Timur. Namun karena ongkos distribusi Lamongan-Batam mahal, sehingga harga jualnya ikut membengkak, melebihi yang ditawarkan pemasok luar negeri.

Karenanya, BSOA juga menyarankan agar perusahaan-perusahaan pendukung galangan kapal membuat pabrik di Batam, demi memangkas ongkos distribusi.

"Kalau membeli dari toko, biayanya besar. Sedangkan kalau di sini, pesan ke 'trading' mana saja, tahunya sudah sampai. Karena 'trader' ada di Singapura," kata Novi.

"Makanya kami sarankan buat di sini, kasihan produsen yang di sana kalau tidak bisa bersaing," kata dia menambahkan.

Sedangkan untuk mesin kapal, BSOA masih tergantung dengan impor, karena dalam negeri belum mampu membuatnya.

Sementara itu, data BI menyebutkan kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung industri galangan kapal Batam masih bergantung pada impor, dengan komposisi mencapai 70 persen impor dan 30 persen dari lokal.

Bahan baku yang diimpor berupa plat besi dari Tiongkok dan Ukraina, mesin kapal dari Jepang dan Amesika Serikat.

Kepala BI Kepulauan Riau Gusti Raizal Eka Putra menyatakan potensi industri perkapalan Batam berkembang dan dimanfaatkan dengan baik.

Saat ini terdapat 110 perusahaan galangan kapal di Batam, yang menghasilkan kapal dan konstruksi terapung dengan standar internasional dan kualitas yang baik.

Sekitar 70 persen produk kapal di Batam untuk ekspor dan 30 persen di antaranya pesanan domestik. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE