BP3AKB Latih Wanita Mepar Kerajinan Anyaman

id BP3AKB,Latih,Wanita,Mepar,Kerajinan,daun,bambu,pandan,Anyaman

BP3AKB Latih Wanita Mepar Kerajinan Anyaman

Saad, Kepala BP3AKB Lingga, menunjukkan hasil anyaman ibu rumah tangga Desa Mepar, selama pelatihan yang diikuti 25 ibu-ibu di desa tersebut. (antarakepri.com/Ardhi)

Ibu-ibu di sini, rata-rata memang sudah bisa menganyam. Tapi kita ajak berkreativitas dengan mendatangkan narasumber agar bisa mengemas lebih apik, anyaman daun pandan bambu
Lingga (Antara Kepri) - Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Kabupaten Lingga menggelar pelatihan kerajinan anyaman kepada 25 ibu rumah tangga di Desa Wisata Mepar.

Saad, Kepala BP3AKB Lingga di sela-sela kegiatan yang berlangsung di Pulau Mepar, Jum'at mengharapkan ibu rumah tangga di desa tersebut mahir menganyam sebagai penunjang persiapan Desa Mepar sebagai desa wisata.

"Ibu-ibu di sini, rata-rata memang sudah bisa menganyam. Tapi kita ajak berkreativitas dengan mendatangkan narasumber agar bisa mengemas lebih apik, anyaman daun pandan bambu," kata dia.

Saad menjelaskan, selama pelatihan yang berlangsung 5 hari tersebut, para peserta langsung mempraktekkan ilmu yang mereka peroleh. Mereka mampu menganyam daun pandan dan bambu menjadi dompet, tempat tisu, sandal, keranjang parsel dan buah-buahan dan juga kipas.

Kreativitas ibu-ibu rumah tangga ini, lanjut Saad, akan sangat membantu dalam mempersiapkan sumberdaya manusia, sehingga industri rumah tangga berupa kerajinan anyaman menjadi prodak dan oleh-oleh Desa Wisata Mepar.

"Jelas akan sangat membantu desa wisata ini," kata dia.

Di tempat yang sama, Kamran, Kepala Desa Mepar mengatakan, kegiatan yang diselenggarakan menggunakan dana pengentasan kemiskinan (Taskin) tersebut, sangat bermanfaat dan mempersiapkan desa wisata lebih  matang.

"Setelah kegiatan ini, kita rencananya akan terus melanjutkan dan mengumpulkan ibu-ibu di sini lagi. Saya rencanakan galeri dan pusat oleh-oleh bagi wisatawan. Yang jelas semua yang kita jual nanti, adalah hasil kreativitas masyarakat sendiri," kata dia.

Secara luas wilayah, dikatakan Kamran, Desa Mepar cukup besar, mulai dari Pulau Mepar, Tanjung Buton, Cenot, Kado dan Malar merupakan wilayah yang indah dengan hasil hutan yang mampu diolah menjadi kerajian dan kearifan lokal.

"Mepar, adalah pintu masuk ke Daik, ibukota Kabupaten. Tentunya kalau kita semakin siap menjadi desa wisata, akan memberikan manfaat ekonomi yang setimpal kepada masyarakat," tutupnya. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE