Warga Timur Lingga Mimpikan Akses Komunikasi

id Warga,Timur,Lingga,Nikmati,jaringan,Akses,Komunikasi,selular,tower,telkomsel

Warga Timur Lingga Mimpikan Akses Komunikasi

Sejumlah pegawai kantor desa,sedang mengakses jaringan telekomunikasi di trotar jalan perbatasan desa Kudung dengan Desa Sungai Pinang. (antarakepri.com/Ardhi)

Susah sekali untuk berkomunikasi melalui selular di desa kami ini. Kalau pemerintah bisa memfasilitasi, rasanya seperti mimpi yang menjadi kenyataan
Lingga (Antara Kepri) - Sedikitnya 800 kepala keluarga (KK) di tiga desa sebelah timur Pulau Lingga, masih belum menikmati akses atau jaringan telekomunikasi yang memadai seperti di desa tetangganya.

Untuk dapat berkomunikasi melalui telepon selular, warga di tiga desa tersebut yakni, Desa Kudung, Desa Teluk, dan Desa Belungkur, terpaksa harus mencari dataran yang lebih tinggi, atau pergi ke desa tetangganya, Sungai Pinang.

Kondisi itu dibenarkan oleh Ani, salah serang warga Desa Kudung. Dia mengatakan akses telekomunikasi yang memadai sudah menjadi mimpi warga desa itu.

"Susah sekali untuk berkomunikasi melalui selular di desa kami ini. Kalau pemerintah bisa memfasilitasi, rasanya seperti mimpi yang menjadi kenyataan," kata Ani,saat berusaha mendapatkan sinyal telepon selularnya, di trotoar jalan perbatasan antara Desa Kudung dan Sungai Pinang, Senin.

Terpisah, Kepala Desa Kudung Amran, juga mengemukakan prihal yang sama. Menurut Amran, jaringan komunikasi di desa tersebut sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat setempat.

"Sekarang ini, hampir semua masyarakat kami punya telepon selular. Tapi untuk mendapatkan akses jaringan, kami harus keluar," tuturnya.

Kondisi yang sama, lanjutnya, juga dirasakan dua desa tetangga lainnya. Bahkan, di Desa Teluk dan Belungkur, lebih sulit lagi untuk mendapatkan sinyal selular.

Pihak provider, kata Amran, sudah sewajarnya membangun provider tambahan di antara 3 desa tersebut. Karena, jika orientasinya pada jumlah pengguna, tentu sudah cukup memadai.

"Kalau kita jumlahkan keselurahan penduduk di 3 desa ini, sedikitnya 800 KK ada 'lah," ungkapnya.

Tahun 2014 lalu, lanjut Amran lagi, sempat dilakukan survei lokasi pembangunan tower oleh pihak Telkomsel. Pengurusan kontrak lahan juga sempat berjalan. Namun, hingga saat ini tidak kunjung ada pembangunannya.

Usaha pemerintah daerah dengan menempatkan tower mini juga telah di lakukan. Tapi tak berlangsung lama, tower tersebut sudah tidak lagi berfungsi.

"Sampai hari ini masih berdiri tower mini Telinfo Tuntas. Namun tidak ada fungsinya," ungkap Kades yang baru setahun memimpin desa tersebut.

Selain itu, fasilitas tower mini dari program Kementerian Kominfo itu juga dinilai tidak efektif, karena radius jangkauannya hanya 3 kilometer, dan tarif pemakaiannya cukup mahal.

Langkah pihak desa untuk mendapatkan solusi melaui kebijakan pemerintah daerah pun sudah ia lakukan.

Namun, dari penjelasan yang diterimanya melalui pihak Kominfo Lingga, saat musrenbang beberapa waktu lalu, bahwa tower mini harus di angkat terlebih dahulu, sebelum pihak provider memasang tower BTS di wilayah tersebut.

"Kalau itu syaratnya, masyarakat kita siap. Yang penting kita bisa mendapatkan akses komunikasi normal seperti di desa-desa lainnya. Kesulitan ini juga kita rasakan dalam usaha kita meningkatkan pelayanan adminstrasi di kantor desa," tutupnya. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE