Usung Konsep Agrominapolitan, Investasi Lingga Bergairah

id Usung,Konsep,Agrominapolitan, Investasi,ubi,perkebunan,lahan,alias,wello,bupati,Lingga,Bergairah

Usung Konsep Agrominapolitan, Investasi Lingga Bergairah

Bupati Lingga Alias Wello, didampingi beberapa tim ahli dari BBPT, menyaksikan hasil riset di dalam salah satu lab inovasi teknologi pertanian BPPT, belum lama ini. (antarakepri.com/Ardhi)

Masa depan perkebunan ubi memang luar biasa. Pasarnya cukup besar. Produk turunan dari pengolahan ubi juga cukup banyak. Di India, mereka siap menampung berapapun kuota yang kita ekspor
Lingga (Antara Kepri) - Kabupaten Lingga dengan mengusung konsep Agrominapolitan, kini mulai dibanjiri tawaran investasi dari berbagai pengusaha dalam maupun luar negeri.

Bupati Lingga Alias Wello mengatakan, sementara ini sudah ada beberapa investor besar sedang dalam proses perizinan usaha. Masing-masing pengusaha tersebut menunjukkan minatnya pada sektor perkebunan.

"Ada yang dari dalam maupun luar negeri. Semuanya tertarik berinvestasi di bidang perkebunan. Khususnya ubi," kata Alias Wello, di Daik Lingga.

Untuk tahun ini, sudah ada 2 perusahaan perkebunan ubi yang akan membuka lahan masing-masing seluas 5.000 hektare, dimana lahan intinya 2.000 hektare, dan plasma 3.000 hektare.

Bahkan pada Kamis (28/4) lalu, Danrem 033/Wirapratama yang datang ke Lingga untuk meninjau lahan bakal sawah dari program ketahanan pangan TNI seluas 350 hektare untuk tahun ini, juga membawa serta seorang pengusaha lokal yang berniat membuka perkebunan ubi di Lingga.

Tahun 2017 mendatang, lanjutnya, investor dari Cina juga sudah menawarkan investasinya untuk membangun pabrik pengolahan ubi menjadi tepung tapioka, bio etanol, kertas, hingga kantong plastik.

"Masa depan perkebunan ubi memang luar biasa. Pasarnya cukup besar. Produk turunan dari pengolahan ubi juga cukup banyak. Di India, mereka siap menampung berapapun kuota yang kita ekspor," ungkapnya.

Selain ubi, produk pangan seperti padi, jagung dan sagu, juga menjanjikan di Lingga. Dalam waktu dekat ini, seluas 3.000 hektare lahan sawah padi sudah akan dibuatkan SID-nya. Begitu juga dengan pertanian sagu yang sudah siap panen, tinggal menunggu diolah saja.

Awe mengatakan, konsep Agro-minapolitan yang di usung daerah, bukan tanpa alasan. Hal itu berdasarkan penilaian jenis dan kontur lahan yang sangat strategis.

Sejatinya, wilyah yang berada tepat di lintasan khatulistiwa seperti Lingga, sudah tentu memiliki tingkat kesuburan tanah yang baik.

Dan untuk memastikan keberhasilan konsep Agro-minapolitan tersebut, Lingga juga telah membangun kerjasama penerapan inovasi teknologi pertanian dengan BPPT dan LIPI.

"Kedepannya nanti sektor pertanian ini akan menunjukkan keberhasilan. Tidak ada lahan milik masyarakat yang dibiarkan tidur. Kita sudah dudukkan dengan para investor, terkait syarat berinvestasi di Lingga ini," tuturnya.

Pemerintah Kabupaten Lingga, disamping kelebihannya memberi komitmen menggratiskan perizinan, kata Bupati, juga memberikan tiga syarat utama kepada Investor, sebelum mengucurkan modalnya ke Kabupaten tersebut.

Syarat itu di antaranya, investasi yang melibatkan masyarakat sebagai pemilik lahan seperti pola PIR dan Plasma, mampu menggandeng badan usaha milik desa ataupun daerah, dan memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah.

"Pengusaha tidak perlu susah-susah cari lahan, pemerintah bersama masyarakat yang menyediakan, tapi harus komitmen dan harus ada progres kerjanya. Jangan sampai lahan yang di berikan, tersandra tanpa progres hasilnya," tutup Awe. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE