LMB Karimun Ajak Pemuda Garap Lahan Tidur

id LMB,Karimun,laskar,melayu,Ajak,Pemuda,Garap,Lahan,Tidur,cabai

LMB Karimun Ajak Pemuda Garap Lahan Tidur

Ketua DPW LMB Provinsi Kepri Datuk Panglima Azman Zainal (topi merah) dan Direktur PT Darwindo menunjukkan cabai hijau hasil panen perdana pada lahan di Pelambung, Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun. (antarakepri.com/Rusdianto)

Mungkin mereka tidak punya modal untuk memulainya, sehingga mitra kerja sama seperti PT Darwindo dapat mendukung modal usaha
Karimun (Antara Kepri) - Organisasi kemasyarakat Laskar Melayu Bersatu (LMB) mengajak warga masyarakat, terutama generasi muda untuk menggarap lahan tidur sehingga menjadi produktif dan menghasilkan sebuah peluang usaha di bidang pertanian.

"Lahan di Karimun banyak yang terbiar dan tidak tergarap maksimal, salah satu komoditas yang potensial untuk dikembangkan adalah perkebunan cabai," kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Laskar Melayu Bersatu Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Datuk Panglima Azman Zainal di Tanjung Balai Karimun, Jumat.

Azman Zainal mengatakan, sektor perkebunan masih sangat menjanjikan untuk dikembangkan di Kabupaten Karimun, paling tidak komoditas yang dikembangkan semisal cabai hijau dapat mengurangi ketergantungan daerah perbatasan itu, terhadap cabai dari luar.

LMB, kata dia, mendorong para pemuda untuk melirik bidang usaha pertanian tersebut, dan salah satunya telah dimulai dengan menggarap lahan tidur di kawasan Pelambung, Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun.

"Kami bermitra dengan perusahaan lokal, PT Darwindo untuk menggarap lahan tersebut, luasnya memang tidak begitu besar sekitar setengah hektare, tapi hasilnya cukup memuaskan. Buktinya, panen perdana cabai hijau mencapai 3 ton," katanya.

Kerja sama dengan perusahaan swasta itu, lanjut dia, merupakan salah satu cara untuk memberdayakan dan memotivasi warga untuk mengolah lahan terbiar menjadi produktif.

"Mungkin mereka tidak punya modal untuk memulainya, sehingga mitra kerja sama seperti PT Darwindo dapat mendukung modal usaha," katanya.    

Meski jumlah tenaga kerjanya belum banyak, ujarnya lagi, setidaknya LMB telah memberikan kontribusi bagi daerah ini dalam membuka lapangan pekerjaan yang tentunya khusus untuk tenaga kerja atau petani lokal," tutur Azman.

Dia mengatakan, sebagian besar kebutuhan Karimun terhadap cabai, baik cabai hijau atau merah masih dipasok dari luar daerah. Kondisi demikian, menurut dia, memicu tingginya harga karena panjangnya jalur distribusi dan sering mengalami kelangkaan.

Kabupaten Karimun, menurut dia, sebetulnya memiliki lahan yang cukup dan cocok untuk pengembangan pertanian cabai. Hanya saja, lanjut dia, dukungan dari pemerintah daerah belum maksimal sehingga petani masih dihadapkan pada berbagai kendala dalam menggarap lahan.

"Kami juga berencana menggarap lahan di Pulau Kundur. Pulau Kundur lebih potensial dan lahannya lebih luas," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur PT Darwindo Wihion mengungkapkan, luas lahan yang digarap untuk tanaman cabai hijau tersebut relatif masih kecil, sekitar setengah hektare.

"Meski masih kecil, namun hasilnya cukup memuaskan. Bisa dilihat sendiri kualitas cabai hijau yang dipanen perdana hari ini," kata seraya menunjukkan cabai hijau yang dipanen tersebut.

Menurut Wihion, cabai hijau termasuk komoditas yang paling dibutuhkan masyarakat. Dia mendorong pengembangan komoditas ini sehingga kebutuhan cabai lokal tidak bergantung pada cabai dari luar.

"Hanya saja, kita dihadapkan pada kendala mahalnya harga pupuk, dan kita kesulitan mendapat pupuk bersubsidi. Akibatnya, harga jual kalah bersaing dengan cabai luar, berkisar Rp32.000 per kilogram sementara cabai luar sekitar Rp25.000/kg," ungkap Wihion. (Antara)

Editor: F.C Kuen

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE